"Nantinya kita akan terus berikan arahan supaya mereka bisa bergabung, tetap halo halo saja, jangan langsung diberikan sanksi," jelas dia.
Perihal pengenaan biaya transaksi yang dibebankan, Didid mengaku pihaknya masih melakukan pembahasan bersama PT Kliring Berjangka Indonesia dan PT Tennet Depository Indonesia, selaku pengelola tempat penyimpanan aset kripto.
"Ini kan hubungan bisnis sehingga harus dibicarakan secara bisnis. Untuk biayanya secara B2B (Business to Business] sehingga bisa efisien dan mengumpulkan semua pihak. Di sisi lain masyarakat akan terlindungi," tegas dia.
Selain itu, dengan adanya ekosistem baru CFX diharapkan perdagangan aset kripto tidak hanya bersifat spot atau fisik, namun juga bisa berkembang ke arah derivatif, future, staking. "Sehingga hitungan kami dengan adanya volume tersebut, cost bisa terutup," tuturnya.
Hingga kini kripto yang baru diperdagangakan yang berbentuk fisik atau spot trading. Skema perdagangan ini baru mencakup 10% dari potensi perdagangan ast kripto.
"Hari ini memang baru diresmikan, untuk mulai tradingnya kita berharap kurang dari sebulan," tuturnya.
Peresmian PT Bursa Komoditi Nusantara dilakukan oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan bersama Didid Noordiatmoko.
(yun/wep)
