Logo Bloomberg Technoz

Militer Korea Selatan-AS Gelar Latihan Gabungan Dekat Perbatasan

News
24 March 2023 08:27

Tentara AS bersiap untuk latihan gabungan dengan Korsel di Rodriguez Range, Pocheon, Korea Selatan, Rabu (22/3/2023). (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Tentara AS bersiap untuk latihan gabungan dengan Korsel di Rodriguez Range, Pocheon, Korea Selatan, Rabu (22/3/2023). (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Korea Selatan dan Amerika Serikat gelar latihan militer gabungan

Korea Selatan dan Amerika Serikat gelar latihan militer gabungan "Freedom Shield 23" (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Latihan tersebut digelar selama empat hari di Pocheon, sekitar 30 kilometer selatan dari Zona Demiliterisasi.  (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Latihan tersebut digelar selama empat hari di Pocheon, sekitar 30 kilometer selatan dari Zona Demiliterisasi. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Lebih dari 800 tentara dari Angkatan Darat Korea Selatan dan Amerika Serikat dilibatkan dalam latihan tersebut. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Lebih dari 800 tentara dari Angkatan Darat Korea Selatan dan Amerika Serikat dilibatkan dalam latihan tersebut. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Sekitar 100 meriam, kendaraan lapis baja, dan peralatan juga digunakan dalam latihan tersebut. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Sekitar 100 meriam, kendaraan lapis baja, dan peralatan juga digunakan dalam latihan tersebut. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Tujuan latihan untuk memperkuat interoperabilitas dan kemampuan operasi gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Tujuan latihan untuk memperkuat interoperabilitas dan kemampuan operasi gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Latihan militer Freedom Shield 23 dilakukan di tengah meningkatnya provokasi rudal dari Korea Utara. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Latihan militer Freedom Shield 23 dilakukan di tengah meningkatnya provokasi rudal dari Korea Utara. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Sejak 18 Februari, Korea Utara telah menembakkan 13 rudal balistik. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Sejak 18 Februari, Korea Utara telah menembakkan 13 rudal balistik. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Pada bulan Juni, Korea Selatan berencana untuk menggelar latihan militer

Pada bulan Juni, Korea Selatan berencana untuk menggelar latihan militer "terbesar sepanjang sejarah". (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Latihan itu merupakan program untuk memperingati 70 tahun persekutuan antara Korea Selatan dan AS. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Latihan itu merupakan program untuk memperingati 70 tahun persekutuan antara Korea Selatan dan AS. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Tentara AS bersiap untuk latihan gabungan dengan Korsel di Rodriguez Range, Pocheon, Korea Selatan, Rabu (22/3/2023). (SeongJoon Cho/Bloomberg)
Korea Selatan dan Amerika Serikat gelar latihan militer gabungan
Latihan tersebut digelar selama empat hari di Pocheon, sekitar 30 kilometer selatan dari Zona Demiliterisasi.  (SeongJoon Cho/Bloomberg)
Lebih dari 800 tentara dari Angkatan Darat Korea Selatan dan Amerika Serikat dilibatkan dalam latihan tersebut. (SeongJoon Cho/Bloomberg)
Sekitar 100 meriam, kendaraan lapis baja, dan peralatan juga digunakan dalam latihan tersebut. (SeongJoon Cho/Bloomberg)
Tujuan latihan untuk memperkuat interoperabilitas dan kemampuan operasi gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. (SeongJoon Cho/Bloomberg)
Latihan militer Freedom Shield 23 dilakukan di tengah meningkatnya provokasi rudal dari Korea Utara. (SeongJoon Cho/Bloomberg)
Sejak 18 Februari, Korea Utara telah menembakkan 13 rudal balistik. (SeongJoon Cho/Bloomberg)
Pada bulan Juni, Korea Selatan berencana untuk menggelar latihan militer
Latihan itu merupakan program untuk memperingati 70 tahun persekutuan antara Korea Selatan dan AS. (SeongJoon Cho/Bloomberg)

Bloomberg,  Korea Selatan berencana menggelar latihan militer "terbesar sepanjang sejarah" dengan Amerika Serikat, yang pasti akan memicu kemarahan dari Korea Utara.

Hal ini terjadi karena Korea Utara telah meningkatkan provokasinya sebagai respons terhadap latihan militer yang dilakukan baru-baru ini.

Latihan gabungan yang akan melibatkan peralatan militer berteknologi tinggi ini direncanakan pada bulan Juni, sebagai bagian dari program untuk memperingati 70 tahun persekutuan antara Korea Selatan dan AS, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

"Program ini dirancang untuk menunjukkan kemampuan kedua negara untuk mewujudkan perdamaian melalui kekuatan, tindakan, di tengah situasi keamanan yang keras yang muncul dari ancaman nuklir dan misil Korea Utara," kata pernyataan itu.

Pada minggu ini, Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka dan Amerika Serikat telah melaksanakan latihan militer gabungan "Freedom Shield 23" di dekat perbatasan antara Korea. Latihan tersebut dilakukan selama empat hari di kompleks lapangan pelatihan militer Rodriguez di Pocheon, sekitar 30 kilometer selatan dari Zona Demiliterisasi.

Lebih dari 800 tentara dari Divisi Infanteri Mekanik Ibukota Angkatan Darat Korea Selatan dan Divisi Gabungan ROK/Amerika Serikat ke-2 dilibatkan dalam latihan tersebut. Sekitar 100 meriam, kendaraan lapis baja, dan peralatan juga digunakan dalam latihan tersebut.

Tujuan dari latihan tersebut adalah untuk memperkuat interoperabilitas dan kemampuan operasi gabungan antara Korsel dan AS. Kedua negera telah membentuk divisi gabungan pada tahun 2015.

Angkatan Darat Korea Selatan menyebut latihan sebagai pertunjukan kekuatan "luar biasa" dari sekutu mereka di tengah ancaman yang semakin berkembang dari Korea Utara. Latihan lapangan tersebut jadi yang terbesar sejak 2018.

Latihan militer Freedom Shield 23 dilakukan di tengah meningkatnya provokasi rudal dari Korea Utara. Sejak 18 Februari, Korea Utara telah menembakkan 13 rudal balistik dan selama bertahun-tahun menganggap latihan gabungan sebagai preludium invasi dan perang nuklir.

Pada bulan Januari, AS dan Korea Selatan mengumumkan rencana untuk meningkatkan skala latihan militer gabungan mereka. Jepang, yang dianggap sebagai musuh oleh Korea Utara, juga bergabung dalam beberapa latihan dalam beberapa bulan terakhir.

Korea Utara melakukan provokasi terbarunya dengan menembakkan beberapa rudal jelajah pada hari Rabu. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan bahwa mereka bersama pejabat intelijen AS sedang melakukan analisis menyeluruh.

Pyongyang telah menembakkan beberapa jenis rudal ini dalam beberapa bulan terakhir, dengan jangkauan yang cukup panjang untuk mencapai semua basis militer AS di Jepang. Pada bulan Maret, mereka menembakkan dua rudal jelajah dari kapal selam, dalam tes yang belum pernah terjadi sebelumnya dari rezim Kim.

(bbn)