Logo Bloomberg Technoz

Ja Ian Chong, profesor ilmu politik di National University of Singapore mengatakan langkah China ini adalah bagian dari aksi saling balas dengan AS dan sekutunya.

"Mungkin ada kejutan awal pada pasar dan dunia usaha, tetapi seiring dengan waktu, jika pembatasan ini tetap dijalankan, pasar dan dunia usaha akan bisa menyesuaikan,” ujarnya.

Ilustrasi cip (Sumber: Bloomberg)

Hal ini menggarisbawahi dilema yang akan dihadapi Presiden China Xi Jinping saat dia berusaha melawan upaya AS  mencegah China menguasai teknologi seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan komputasi kuantum.

Setiap tindakan balasan dari China bisa memberi amunisi lebih banyak pada AS dan Eropa untuk mendorong langkah mereka.

Upaya sebelumnya oleh China untuk membatasi penjualan logam alami yang sulit didapat malah bisa mengurangi pangsa pasarnya karena negara lain mengamankan pasokan logam yang tidak dikendalikan oleh China.

China pertama kali memperkenalkan sistem lisensi ekspor untuk logam alami pada 1990-an dan secara bertahap menaikan pajak. Hal ini menekan perusahaan di Jepang dan di negara lainnya yang bergantung pada pasokan China.

Namun, perubahan besar terjadi pada 2010, ketika Beijing menghentikan sementara ekspor ke Jepang sebagai reaksi atas insiden tabrakan antara kapal penangkap ikan China dan pasukan penjaga keamanan laut  Jepang di dekat pulau yang diperebutkan kedua negara.

Insiden itu memicu Jepang untuk mencari pasokan alternatif lain di luar China. Produksi di Australia dan AS pun kemudian meningkat. Hal itu menyebabkan penurunan pangsa produk pertambangan China menjadi 70% dari pasokan global pada 2022 dari 98% pada 2010, demikian menurut Survei Geologi AS. 

Dominasi China dalam suplai logam tanah jarang (Sumber: Bloomberg)

Menurut Pusat Intelijen Mineral Kritis Inggris, China saat ini menyumbang sekitar 94% produksi galium dunia. Namun, logam tersebut tidak terlalu langka atau sulit ditemukan, meskipun China menjualnya dengan harga murah dan harganya bisa jadi relatif mahal ketika diekstraksi.

“Menerapkan pembatasan ekspor berisiko mengurangi dominasi pasar,” tulis peneliti dari Eurasia Group, yang di antaranya termasuk Anna Ashton dalam sebuah catatan.

“Jika diterapkan sebagaimana adanya, pembatasan ekspor mineral baru China dapat menawarkan dorongan baru bagi produsen asing untuk mengalihkan produksi dari China, mempercepat tren diversifikasi rantai pasokan.”

China mengatakan sistem perizinan baru untuk ekspor galium dan germanium, bersama dengan senyawa kimianya, bertujuan untuk melindungi keamanan nasional negara mereka. Serupa dengan alasan yang digunakan oleh AS dan sekutunya dalam membatasi ekspor mereka.

Meski demikian, China bisa dibilang memiliki lebih banyak kerugian daripada AS, terutama karena tantangan ekonominya yang tengah meningkat.

Alat Beijing yang paling efektif untuk memberikan sanksi kepada pihak lain adalah dengan memutus akses ke pasarnya yang besar, atau membatasi ekspor barang-barang penting yang strategis. Namun, hal itu bisa semakin mendorong pemisahan China dengan negara lainnya ingin dihindari oleh Beijing.

Joe Biden dan Xi Jinping saat keduanya sama-sama menjabat sebagai Wakil Presiden bertemu di Gedung Putih, 2012 silam (Bloomberg)

Morris Chang, pendiri raksasa cip Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., mengatakan saat ini perseturuan ideologis antara AS dan China lebih utama ketimbang globalisasi,

“Saat ini keamanan nasional dan kepemimpinan teknologi dan ekonomi lebih diprioritaskan daripada globalisasi,” katanya pada acara industri di Taipei, Selasa.

“Hubungan antara AS dan China lebih kepada soal persaingan ketimbang kolaborasi.” 

--Dengan asistensi Rebecca Choong Wilkins dan Betty Hou.

(bbn)

No more pages