PEP Prabumulih Catat Produksi Migas Lampaui Target 2025

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Pertamina EP (PEP) mencatatkan kinerja impresif sepanjang 2025 melalui capaian produksi minyak dan gas bumi di Prabumulih Field yang melampaui target. Hingga akhir tahun, realisasi produksi migas mencapai 124,9 persen dari target yang telah ditetapkan, menegaskan peran strategis lapangan ini dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Produksi minyak year to date di PEP Prabumulih Field tercatat sebesar 11.024 barel per hari. Angka tersebut melampaui target produksi minyak 2025 yang berada di level 8.347 barel per hari. Pencapaian ini menunjukkan konsistensi peningkatan produksi dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi gas, PEP Prabumulih Field juga mencatatkan kinerja positif. Produksi gas mencapai 118,89 juta kaki kubik standar per hari atau setara 102,8 persen dari target sebesar 114,5233 juta kaki kubik standar per hari. Kinerja ini memperkuat kontribusi lapangan Prabumulih terhadap pasokan energi nasional.
Tidak hanya dari sisi volume produksi, PEP Prabumulih Field juga berhasil menekan biaya produksi. Efisiensi yang dilakukan mampu menurunkan biaya produksi menjadi US$8 per setara barel minyak. Angka ini turun sekitar 11,11 persen dibandingkan biaya produksi tahun 2024 yang berada di level US$9 per BOE.
Efisiensi tersebut turut berdampak positif pada kinerja finansial. Sepanjang 2025, PEP Prabumulih Field mencatatkan revenue sebesar US$366 juta. Capaian ini menjadi yang terbesar dan mendapat apresiasi dalam ajang Production Summit PEP 2025 sebagai salah satu lapangan dengan kontribusi signifikan.
Senior Manager PEP Prabumulih Field, Muhammad Luthfi Ferdiansyah, menyampaikan bahwa peningkatan produksi merupakan hasil kerja bersama seluruh tim. “Produksi minyak PEP Prabumulih Field tumbuh/growth dari 8.000-an BOPD di 2024 menjadi lebih dari 10.000-an BOPD di 2025. Semua berkat team work yang solid dan kolaborasi dengan seluruh tim Prabumulih dan Zona 4 serta dukungan semua stakeholder,” ujarnya.
Optimalisasi Lapangan dan Inovasi Berkelanjutan
Luthfi menjelaskan bahwa Cluster Gunung Kemala masih menjadi tulang punggung peningkatan produksi migas di PEP Prabumulih Field. Selain itu, temuan pengembangan di area LKT turut memberikan kontribusi signifikan dalam mendongkrak produksi lapangan.
Upaya mempertahankan penurunan alami produksi sumur eksisting serta optimasi produksi menjadi kunci utama keberhasilan. Strategi ini dijalankan secara konsisten agar peningkatan produksi dapat berkelanjutan tanpa mengabaikan aspek keselamatan dan efisiensi.
Sebelum pengembangan dilakukan pada 2023, Cluster Gunung Kemala hanya memiliki tiga sumur dengan tingkat produksi yang relatif rendah. Pada 2022, produksi minyak di cluster ini tercatat hanya sekitar 50 barel per hari, sehingga diperlukan terobosan pengembangan yang komprehensif.
Seiring temuan baru di struktur Gunung Kemala, berbagai upaya penyiapan fasilitas produksi dan proyek debottlenecking dilakukan untuk mendukung peningkatan kapasitas. Pengembangan ini menjadi fondasi penting dalam mengakselerasi produksi lapangan.
PEP Zona 4 kemudian mengembangkan Cluster Gunung Kemala dengan pendekatan High Res Compartment Identification and New Stratigraphic Concept. Metode ini memungkinkan identifikasi potensi reservoir secara lebih detail dan akurat. Hasilnya, kapasitas produksi minyak rata-rata cluster ini kini mencapai sekitar 2.400 barel per hari.
Selain aspek teknis, PEP Prabumulih Field juga menempatkan keselamatan kerja sebagai prioritas utama. Sepanjang pencapaian kinerja tersebut, lapangan ini berhasil mencatatkan nihil kecelakaan kerja, sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap penerapan aspek keselamatan.
Berbagai inovasi yang diterapkan dalam menjaga dan meningkatkan produksi juga membuahkan hasil. PEP Prabumulih Field meraih penghargaan Best Innovation dan Best Lifting Oil dalam forum Continuous Improvement Program PEP Regional 1, sebagai pengakuan atas upaya berkelanjutan yang dilakukan.
Luthfi menegaskan bahwa ke depan PEP Prabumulih Field akan terus meningkatkan kontribusinya terhadap ketahanan energi nasional. Target produksi tahun 2026 telah dinaikkan menjadi 10.500 barel per hari untuk minyak dan 105 juta kaki kubik standar per hari untuk gas.
Menurutnya, pencapaian produksi harus selalu berjalan seiring dengan keselamatan kerja. “Paling utama yang harus kita jaga itu aspek safety karena tidak akan ada nilai atau artinya semua semua pencapaian saat ada catatan pada aspek keselamatan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, PHR Regional Sumatra Zona 4 menaungi tujuh wilayah kerja yang dioperasikan oleh Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi. Wilayah tersebut mencakup Prabumulih, Limau, Adera, Pendopo, Ramba, Ogan Komering, dan Raja Tempirai.
Wilayah kerja PHR Regional Sumatra Zona 4 tersebar di dua kota dan sembilan kabupaten di Sumatra Selatan. Seluruh kegiatan operasi berada di bawah koordinasi dan pengawasan SKK Migas Perwakilan Sumatra Bagian Selatan, guna memastikan pengelolaan hulu migas berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik dan berkelanjutan.






























