Logo Bloomberg Technoz

Pemerintah Ganti Roadmap Industri, EV CBU Bisa Tamat

Redaksi
24 December 2025 09:40

BYD Atto 3 dipamerkan saat gelaran GJAW 2025 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (21/11/2925). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
BYD Atto 3 dipamerkan saat gelaran GJAW 2025 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (21/11/2925). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keputusan pemerintah untuk tak lagi memperpanjang insentif EV berpotensi menekan penetrasi mobil listrik di Indonesia. Yannes Martinus Pasaribu, Pengamat Otomotif ITB menyebut bahwa penetrasi pasar EV di Indonesia sudah bergeser seiring dengan berpindahnya roadmap pemerintah.

Yannes bilang jika sebelumnya  pemerintah sudah memberikan pelbgai insentif impor untuk meningkatkan adopsi pasar sehingga dapat memperbanyak populasi EV lewat impor/rakitan asing. Namun, saat ini fokus pemerintah sudah berubah.

“Roadmap pemerintah lewat Permenperin 35 Tahun 2025 kini bergeser tajam ke arah kedaulatan industri, di mana insentif tidak lagi diobral melainkan digunakan untuk memaksa pendalaman manufaktur yang bertujuan untuk mendorong perusahaan EV asing berinvestasi secara domestik melalui pemenuhan TKDN” kata Yannes.


Pada akhirnya, hal ini punya peran dalam memperkuat industri otomotif nasional. Yannes bilang, pemerintah tampak tidak lagi puas dengan sekadar pabrik perakitan di dalam negeri saja.

“Regulasi baru memberikan insentif TKDN tambahan sebesar 20% untuk industri yang berinvestasi pada R&D rata-rata di atas 2% dari total pendapatan per tahun dan punya unit R&D sendiri (in-house) sehingga terjadi transfer teknologi intinya ke Indonesia, bukan cuma tukang jahit saja” tambah Yannes.