Logo Bloomberg Technoz

Unjuk Rasa Pekerja Terparah Inggris: Sekolah Tutup, KRL Lumpuh

News
01 February 2023 08:49

Perawat berdemo melalui pusat kota London ke Downing Street saat aksi pemogokan di London,Inggris, Rabu (18/1/2023). (Chris J. Ratcliffe/Bloomberg)
Perawat berdemo melalui pusat kota London ke Downing Street saat aksi pemogokan di London,Inggris, Rabu (18/1/2023). (Chris J. Ratcliffe/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Aksi unjuk rasa pekerja semakin meluas di Inggris pada Rabu (1/02/2023) hingga sekolah-sekolah ditutup, jaringan kereta komuter lumpuh, dan kantor-kantor memberlakukan kebijakan work from home (WFH).

Melansir Bloomberg News, sebanyak 475.000 pekerja mogok kerja dan turun ke jalan menuntut kenaikan gaji menyusul naiknya biaya hidup. Pasalnya, banyak pekerja yang hanya diberi kenaikan gaji kurang dari 5% tahun lalu, bahkan saat inflasi naik di atas 10%.

Stasiun kereta utama di London ditutup total, termasuk Victoria, Cannon Street, Marylebone, dan London Bridge, belasan jalur kereta komuter utama ditutup, dan kereta Gatwick Express atau Heathrow Express, yang mengangkut penumpang ke pusat kota London tidak beroperasi. Sekitar 85% sekolah di Inggris dan Wales juga ditutup atau ditutup sebagian, menurut National Education Union (NEU).

Unjuk rasa pekerja kali ini adalah yang terparah di Inggris selama lebih dari satu dekade dan menjadi tekanan besar bagi Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak sebab pekerja dari berbagai sektor telah resah, mulai dari masinis, guru, staf universitas, hingga pegawai negeri.

"Kami tahu akan ada gangguan yang signifikan mengingat skala aksi pekerja," kata juru bicara Sunak, Max Blain, kepada wartawan di London, Selasa (21/01/2023).