“Akan tetapi, kami bisa pahami dengan kondisi makroekonomi yang tidak mendukung dalam dua tahun belakangan ini, sulit bagi siapapun untuk mendapatkan pembiayaan dengan interest rate yang rendah,” ungkap Eko.
Sebelumnya, emiten batu bara pelat merah tersebut mengumumkan menunda rencana akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu milik PLN tersebut.
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk Bukit Asam Turino Yulianto mengatakan perseroannya masih menunggu kepastian pendanaan murah dari program ETM dari ADB.
“Terkait dengan rencana akuisisi PLTU di Pelabuhan Ratu saat ini masih untuk di-hold dahulu karena kita dalam proses juga untuk mencari pendanaan murah,” kata Turino saat paparan publik, Kamis (11/9/2025).
Turino menerangkan akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu itu menjadi bagian dari program ETM yang didorong pemerintah. Dengan demikian, dia menegaskan, perseroannya bakal menantikan kepastian dana murah yang akan disiapkan oleh ADB.
“Insyallah dengan kondisi ekonomi yang makin baik belakangan ini, nanti setelah kita dapat pembiayaan yang murah kita akan lanjutkan program ini,” tuturnya.
Kedua pihak, PLN dan PTBA, telah menandatangani perjanjian kerangka dan pokok kesepakatan utama terkait dengan akselerasi pengakhiran lebih awal PLTU berkapasitas 3x350 MW tersebut dalam rangkaian agenda SOE International Conference di Bali pada 18 Oktober 2022.
Pengalihan PLTU, menurut manajemen PTBA, dapat meningkatkan pendapatan grup dari pasokan batu bara dan atas kepemilikan PLTU.
(azr/wdh)































