Logo Bloomberg Technoz

Saham–saham infrastruktur, saham energi, dan saham barang baku jadi yang tertinggi penguatannya hari ini, melesat dengan kenaikan 4,69%, 1,38%, dan 1,11% secara masing–masing. Disusul oleh saham Konsumen non primer yang terbang 1,06% dan saham transportasi menguat 0,82%.

Adapun saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya saham PT Citatah Tbk (CTTH) yang melesat 34,8%, saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) meninggi 34,5%, dan saham PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) melejit 27,6%

Pada perdagangan Kamis siang hari, IHSG dan Hang Seng (Hong Kong) memimpin penguatan dengan melesat 0,51% dan 0,42%.

Disusul oleh KOSDAQ (Korea), Shenzhen Comp. (China) dan TOPIX (Jepang) yang masing–masing berhasil menguat 0,39%, 0,26%, dan 0,12%.

Bursa Saham Asia lainnya justru menapaki jalur negatif, seperti Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), SENSEX (India), PSEI (Filipina), Shanghai Composite (China), KOSPI (Korea Selatan), KLCI (Malaysia), CSI 300 (China), NIKKEI 225 (Tokyo), dan Straits Times (Singapura) berada di zona merah dengan melemah masing–masing 1,61%, 0,3%, 0,28%, 0,23%, 0,21%, 0,2%, 0,14%, 0,1%, dan 0,03%.

FOMC The Fed Jadi Perhatian

Gerak IHSG dengan bursa saham Asia dipengaruhi oleh tersulutnya mode kehati–hatian di pasar. Investor menanti petunjuk tentang arah kebijakan Federal Reserve dalam keputusan suku bunga acuan pamungkasnya tahun ini.

Laju ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi para pembuat kebijakan The Fed dengan peningkatan fokus pada dot plot dan proyeksi ekonomi, serta komentar dari Gubernur Jerome Powell. 

Seperti yang dilaporkan Bloomberg News, pasar “jauh lebih peduli bahwa The Fed memberi sinyal akan terus memangkas suku bunga dan tidak memberi sinyal jeda dalam siklus pemangkasan suku bunga.”

Biarpun suku bunga acuan diprediksi akan dipangkas 25 basis poin, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mungkin saja memberikan sinyal jeda pada siklus pelonggaran kebijakan moneter untuk beberapa bulan ke depan.

“Investor juga mencerna rilis data yang memperlihatkan pasar tenaga kerja AS mulai membeku tetapi tidak runtuh,” papar Phillip Sekuritas Indonesia dalam riset terbarunya siang ini.

Senada, Phintraco Sekuritas juga memaparkan hal serupa, kendatipun besarnya potensi penurunan suku bunga ini, tetapi adanya komentar beberapa pejabat The Fed yang mengemukakan kegelisahannya mengenai data baru yang sulit diperoleh menimbulkan kekhawatiran pasar.

(fad/aji)

No more pages