Sepertinya pelaku pasar sedang mencerna data ketenagakerjaan terbaru di Amerika Serikat (AS). Automatic Data Processing (ADP) melaporkan, sektor swasta Negeri Paman Sam mengurangi 32.000 lapangan kerja pada November.
Sedangkan Challenger, Gray and Christmas Inc mengumumkan angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada November mencapai 71.321. Ini menjadi angka PHK November tertinggi sejak 2022.
Sepanjang Januari-November, angka PHK di Negeri Adikuasa mencapai 1.720.821. Melonjak 54% dibandingkan 11 bulan pertama 2024.
Sementara itu, dunia usaha di AS berencana merekrut 9.074 orang pekerja pada November. Ini menjadi angka terendah dalam tiga bulan terakhir.
Data dari ADP dan Challenger, Gray and Christmas tersebut menjadi gambaran bahwa pasar tenaga kerja AS sedang lesu. Ini bisa menyebabkan bank sentral Federal Reserve tergerak untuk memberikan stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan untuk menggairahkan perekonomian.
Mengutip CME FedWatch, peluang pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5-3,75% dalam rapat bulan ini mencapai 87%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas terasa lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)

































