"Sebelumnya kelapa kita ini, kita lihat banyak diekspor ke China. Oleh sebab itu, kita terbang dan meyakinkan mereka untuk membuka pabriknya di sini," tutur Rosan.
"Sehingga harga kelapanya juga makin meningkat di sini, karena mereka tidak lagi perlu memperhitungkan biaya logistik pengiriman kelapa dari Indonesia ke China. Kita juga akan mulai di beberapa daerah lainnya."
Apalagi, kata dia, hilirisasi saat ini menjadi bagian penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 8%, yang saat ini telah memiliki porsi hingga 30% dari total nilai investasi yang masuk ke Tanah Air.
Berdasarkan data BKPM, hingga Januari- September 2025, total nilai investasi hilirisasi mencapai sebesar Rp431,4 triliun, mengalami kenaikan 58,1% secara tahunan. Tetapi, investasi masih menyasar ke sektor mineral.
Hingga September, total realisasi investasi tercatat sebesar Rp1.434,3 triliun, mengalami pertumbuhan 13,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tetapi, realisasi itu baru 75,3% dari target sepanjang tahun ini yang dipatok Rp1.905,6 triliun.
(lav)































