Logo Bloomberg Technoz

Menurut JPMorgan, kebijakan moneter diperkirakan tetap longgar tahun depan. Lembaga tersebut memproyeksikan pemangkasan suku bunga BI sebesar 50 basis poin pada 2026, didukung perbaikan likuiditas sektor keuangan.

Defisit transaksi berjalan juga diperkirakan tetap terjaga di bawah 1% dari PDB. Risiko utama yang perlu diwaspadai adalah volatilitas rupiah yang dinilai dapat memengaruhi kepercayaan bisnis dan arus modal apabila tekanan berlanjut.

Fungsi Danantara

Salah satu sorotan besar dalam laporan tersebut adalah peran Danantara, yang dinilai dapat menjadi katalis signifikan bagi pasar. JPMorgan menilai struktur organisasi yang memisahkan BPI Danantara sebagai holding dengan fungsi pengelolaan aset melalui DAM dan pengelolaan investasi melalui DIM merupakan fondasi penting.

“Pemisahan fungsi belanja publik dan pencapaian profitabilitas pada perusahaan negara menjadi elemen yang krusial,” tulis JP Morgan.

Warga berjalan di depan gedung Wisma Danantara Indonesia di jalan Jend. Gatot Subroto, Minggu (29/6/2026). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dengan mandat publik yang independen dari anggaran fiskal, Danantara disebut memiliki ruang untuk menghimpun pendanaan eksternal, menyalurkan investasi, dan menjalankan belanja pemerintah dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa eksekusi Danantara pada 2026 dapat menjadi faktor penentu rerating valuasi pasar, mengingat perannya yang signifikan terhadap dinamika alokasi modal domestik.

JPMorgan mencatat bahwa partisipasi investor ritel di pasar saham Indonesia mencapai rekor tertinggi pada paruh kedua 2025, mirip dengan lonjakan periode pandemi 2020. Lonjakan tersebut didorong oleh naiknya minat terhadap saham-saham terkait konglomerasi dan konstituen indeks.

Partisipasi ritel diperkirakan tetap kuat pada semester pertama 2026 dan mulai mengalami moderasi pada semester berikutnya. Penyesuaian ini akan bergantung pada penerapan definisi Adjusted Free Float baru dari MSCI yang diperkirakan diumumkan pada kuartal pertama 2026 dan berlaku pada Mei 2026.

Sebaliknya, aliran dana institusi diperkirakan meningkat secara bertahap sepanjang tahun. Faktor pendorongnya mencakup mandat investasi publpublik yang baru dari Danantara serta meningkatnya porsi alokasi aset ekuitas di berbagai dana pensiun dan lembaga pengelola jaminan sosial milik negara.

(dhf)

No more pages