Logo Bloomberg Technoz

RI Masih Impor Beras, Oktober 40,7 Ribu Ton Setara US$19,1 Juta

Sultan Ibnu Affan
01 December 2025 12:55

Pengecekan beras impor dalam rangka menjamin stabilitas harga (Dok Bulog)
Pengecekan beras impor dalam rangka menjamin stabilitas harga (Dok Bulog)

Bloomberg Technoz, JakartaBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia masih melakukan impor beras periode Oktober 2025 sebanyak 40,7 ribu ton atau senilai US$19,1 juta.

"Sepanjang Januari-Oktober 2025, impor beras 364,3 ribu ton dengan nilai US$178,5 juta," kata Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (1/12/2025).

Pudji menjelaskan sejumlah negara asal utama impor beras yakni Myanmar, Thailand, dan juga Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, BPS turut melaporkan luas panen padi pada Oktober adalah 0,86 juta hektar. Naik 4,44% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Pada November hingga Januari tahun depan, potensi luas panen padi diperkirakan 1,61 juta hektare. Melonjak 21,51% yoy.

"Dengan demikian, potensi luas panen sepanjang Januari-Desember diperkirakan 11,36 juta hektar atau naik 13,03% secara yoy. Peningkatan potensi luas panen Januari-Desember ini utama disumbang oleh naiknya luas panen di sub-round 1 yaitu Januari-April yang naik 25,82% yoy," terang Pudji.

Sejalan dengan gambaran luas panen, produksi padi pada Oktober diperkirakan 4,72 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Naik 3,53% yoy. Potensi produksi padi November hingga Januari tahun depan dipekirakan 8,87 juta ton GKG. Naik 21,31% yoy.

Seperti dikethui, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengungkapkan, Indonesia merupakan negara konsumen terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Bangladesh. USDA memprediksi sepanjang 2024-2025, Indonesia membutuhkan beras 36,6 juta ton untuk dikonsumsi.

Akan tetapi, jika dibandingkan empat negara konsumen beras terbesar di dunia tersebut, tingkat ketergantungan konsumsi beras Indonesia paling tinggi. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Indonesia menempati posisi 10 besar dalam konsumsi beras perkapita, sebesar 185,2 kg. Sementara, meski China menempati posisi pertama, tingkat konsumsi per kapitanya cenderung lebih rendah, 99 kg per tahun

Mengacu pada data BPS, tingkat konsumsi beras (beras lokal kualitas unggul/beras impor) per kapita Indonesia turun tipis 2,47% dari 827.284 kg beras pada tahun 2023 menjadi 806.863 kg di tahun 2024. Artinya, ketergantungan konsumsi masyarakat terhadap beras relatif turun, meski sedikit. Hal ini tentu baik bagi program pemerintah yang tengah menggenjot program swasembada.