“Dunia usaha melaporkan bahwa permintaan yang lebih tinggi ditopang oleh sisi domestik. Sementara permintaan ekspor masih turun bahkan dengan laju yang lebih dalam sehingga menjadi yang terendah dalam 14 bulan terakhir,” ungkap laporan S&P Global.
Peningkatan permintaan menyebabkan produksi ikut terangkat, ini menjadi yang pertama dalam tiga bulan terakhir. Dunia usaha menyebut bahwa peningkatan produksi membuat mereka mempersiapkan diri dengan membeli bahan baku untuk mengantisipasi perbaikan permintaan yang diperkirakan bisa terus berlanjut.
Dunia usaha pun mengungkapkan bahwa mereka menambah rekrutmen pegawai. Ini sudah terjadi selama empat bulan berturut-turut. Meski memang laju penciptaan lapangan kerja melambat ketimbang Oktober.
Usamah Bhatti, Ekonom S&P Global Market Intelligence, menyatakan data November memberi gambaran mengenai sehatnya sektor manufaktur Nusantara. Ekonomi domestik masih menjadi kunci utama.
“Dunia usaha mencatat bahwa tekanan harga meningkat pada ujung 2025. Inflasi biaya produksi mengalami kenaikan tertinggi dalam sembilan bulan. Kenaikan ini sebagian diserahkan (passed through) kepada klien,” tulis Bhatti dalam laporannya.
(aji)






























