Amazon.com Inc., misalnya, mengumumkan rencana PHK sekitar 14.000 pekerjaan korporat pada musim gugur lalu dengan alasan yang gamblang: merampingkan bisnis dan merangkul AI. Kasus ini menjadi representasi nyata dari perubahan prioritas perusahaan.
Ekonom Goldman Sachs, Manuel Abecasis dan Pierfrancesco Mei, memperingatkan bahwa kenaikan sinyal PHK ini sangat mengkhawatirkan. Mereka menyoroti bahwa tingkat perekrutan yang rendah membuat pekerja yang kehilangan gaji semakin sulit untuk kembali bangkit.
"Peningkatan PHK yang berkelanjutan akan sangat mengkhawatirkan karena tingkat perekrutan untuk pekerja saat ini rendah, dan lebih sulit dari biasanya bagi pengangguran untuk menemukan pekerjaan baru," tulis para ekonom tersebut.
Kini, perusahaan-perusahaan terbuka juga semakin sering membahas potensi pemangkasan headcount dan efisiensi dalam earnings calls mereka dengan pemegang saham. Hal ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan sedang mempertimbangkan PHK dalam beberapa bulan mendatang.
Meskipun laporan Goldman Sachs masih bersikap hati-hati, menyatakan bahwa "bukti jelas terkait PHK yang dimotivasi secara langsung oleh AI masih terbatas," hal ini justru menggarisbawahi kehati-hatian perusahaan untuk tidak mengakui secara terbuka dampak AI terhadap pengurangan tenaga kerja.
Walaupun demikian, sinyal lain mengindikasikan adanya pergeseran. Data klaim pengangguran mingguan pemerintah AS cenderung tertinggal sekitar dua bulan dari pelacak PHK swasta, yang dapat mengisyaratkan potensi lonjakan data kehilangan pekerjaan federal saat musim dingin berlanjut.
(fik/wep)
































