Bahlil beralasan harga minyak mentah Indonesia (ICP) sepanjang tahun ini berada di bawah asumsi yang ditetapkan dalam APBN. Dengan demikian, terdapat ruang relatif lebar untuk menambah kuota komoditas subsidi tersebut.
“Tidak ada penambahan anggaran, karena harga ICP dunia itu turun karena alokasi kita dalam APBN 2025 itu kan Rp82 triliun,” kata Bahlil.
“Sementara realisasi dengan menambah 350.000 ton itu tidak sampai Rp80 triliun, hanya sekitar Rp77 triliun sampai Rp78 triliun,” tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM membeberkan konsumsi LPG 3 Kg bakal melebar ke level 8,5 juta ton, terpaut dari kuota yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar 8,17 juta ton.
Adapun alokasi subsidi LPG dalam APBN 2025 adalah Rp87,6 triliun, lebih tinggi dari pagu tahun sebelumnya senilai Rp85,6 triliun.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan penambahan kuota itu tidak bakal menambah anggaran belanja subsidi tabung gas melon tersebut.
“Karena harganya turun, kalau kita penuhin pun tidak melebihi anggaran tahun 2025. Jadi, kita penuhin. Jadi, saya setuju usulan Pak Menteri ESDM,” kata Purbaya usai Ratas.
(naw)


































