Dalam 24 jam mendatang, sistem masih bergerak di daratan Aceh ke arah barat–barat daya dengan kecepatan 4 knot (7 km/jam). "Dalam 48 jam, intensitas diprakirakan melemah menjadi depresi tropis, namun dampak ekstremnya tetap perlu diantisipasi," kata Faisal.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan pola sebaran dampak lebih rinci. “Siklon Tropis Senyar memberikan hujan sangat lebat hingga ekstrem di Aceh–Sumut, sementara hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian Sumatera Barat dan Riau,” ujarnya.
BMKG juga memperingatkan potensi angin kencang di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau. Selain itu, perairan pesisir diproyeksikan mengalami gelombang sedang (1,25–2,5 meter) di Selat Malaka bagian tengah, Perairan Sumut, dan Perairan Rokan Hilir. “Gelombang tinggi 2,5–4 meter berpotensi melanda Selat Malaka bagian utara, Perairan Aceh, hingga Samudra Hindia barat Aceh–Nias,” tambah Guswanto.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyoroti keunikan fenomena ini. “Siklon Tropis Senyar tergolong tidak umum di Selat Malaka, terlebih jika melintasi daratan. Meski intensitasnya menurun, risiko hidrometeorologi masih dapat muncul sebagai dampak lanjutan,” katanya.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani 2, menambahkan penjelasan konteks regional. “Secara teori, wilayah dekat ekuator kurang mendukung siklon tropis. Tapi cukup banyak sistem yang mendekat ke Indonesia dalam lima tahun terakhir dan dampaknya tidak bisa diremehkan,” paparnya.
BMKG meminta jajaran pemda dan publik memperkuat mitigasi bencana banjir, banjir pesisir, longsor, dan pohon tumbang. Imbauan khusus ditujukan kepada nelayan serta operator transportasi laut. “Early warning harus mendorong early action. Prinsip kami jelas: awas, siaga, selamat, menuju zero victim,” tegas Faisal.
BMKG mengajak masyarakat terus memantau kanal resmi termasuk akun media sosial seperti aplikasi Instagram melalui akun @infoBMKG. “Jangan panik, tetap tenang. Ikuti sumber resmi. Peringatan dini hadir agar langkah mitigasi bisa dilakukan secepat mungkin,” pungkasnya.
(dec)































