Ega mengatakan perseroannya telah melakukan impor BBM dengan RON 98 untuk menambal permintaan yang meningkat saat ini.
“Penambahan impor ini tentunya perlu waktu, saat ini kargo impor sedang menuju ke Indonesia dan beberapa tempat mudah-mudahan segera akan terisi, untuk Pertamax Turbo,” kata Ega dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi XII, dikutip Rabu (26/11/2025).
“Jadi untuk Pertamax Turbo ini terjadi peningkatan kurang lebih 76%, sehingga saat ini Pertamina secara maksimal mencoba menambah pasokan baik itu dari kilang maupun dari impor,” ungkap dia.
Secara umum, Pertamina Patra Niaga sepanjang Januari hingga Oktober 2025 telah menjual sebanyak 87 juta kl bensin dan 41% diantaranya merupakan BBM non-subsidi.
Adapun, penyaluran BBM subsidi Pertalite hingga Oktober 2025 berada 10% di bawah kuota 2025 sebesar 31,2 juta kl, sementara solar subsidi dilaporkan terealisasi 1,5% di bawah kuota 2025 sebesar 18,8 juta kl.
Pertamina mengklaim penyaluran BBM tersebut masih berada dibawah kuota sebab pembeliannya harus dilakukan melalui QR code yang terdaftar di Pertamina.
Buka Impor Pertalite dari AS
Belakangan, PPN sendiri berencana menambah pasokan Pertalite (RON 90) mencapai 1,4 juta kl dari pasokan kilang dan impor baru.
PPN turut membuka peluang impor BBM jenis Pertalite dari Amerika Serikat (AS) untuk menebalkan pasokan perseroan dalam menghadapi momen natal dan tahun baru (Nataru) 2025.
Roberth menjelaskan hingga kini penyaluran BBM bersubsidi tersebut 1–5% di bawah kuota yang ditetapkan pemerintah untuk sepanjang tahun ini.
Sehingga, perusahaan masih memiliki kesempatan untuk mempertebal pasokan untuk memitigasi meningkatnya pergerakan masyarakat di masa Nataru.
Dalam kaitan itu, bahkan Roberth mengaku sudah mendapatkan informasi bahwa impor BBM yang dilakukan dari AS akan sekitar 40% dari total pengadaan.
“Pasar impor kita kan berdasarkan kebijakan pemerintah sudah ada untuk menyerap yang dari AS. Di luar itu juga kalau AS kan setara 40% seperti kebijakan pemerintah. Selebihnya itu juga dilakukan dengan supplier-supplier penyedia yang ada di lokasi lain,” kata Robeth.
(azr/naw)


































