Logo Bloomberg Technoz

"Praktik-praktik semacam itu sangat merugikan kepentingan industri peleburan tembaga global, termasuk China," ujar Chen Xuesen, wakil presiden Asosiasi Industri Logam Nonferrous China (CNIA), dalam sebuah presentasi di sebuah konferensi industri di Shanghai pada Rabu (26/11/2025).

"CNIA dengan tegas menentang TC/RC nol atau negatif dalam pemrosesan konsentrat tembaga," ujarnya.

"Kami mendesak industri tembaga global untuk menghadapi kontradiksi struktural yang tidak berkelanjutan ini dan mendorong kolaborasi antarnegara dan pemangku kepentingan terkait."

Fee pemrosesan yang rendah telah berdampak pada smelter tembaga di seluruh dunia.

JX Advanced Metals Co. Jepang tahun ini mengumumkan pemangkasan produksi yang mencapai puluhan ribu ton, sementara Glencore Plc menerima dana talangan pemerintah untuk mempertahankan operasional smelter dan kilang Mount Isa di Australia selama tiga tahun lagi.

Smelter China juga menderita akibat TC/RC yang rendah – tetapi mereka diuntungkan dari kepemilikan mereka atas beberapa tambang, serta melonjaknya harga tembaga olahan dan asam sulfat, sebuah produk sampingan. Harga tembaga naik ke rekor tertinggi di atas US$11.200/ton pada akhir Oktober.

China sedang mengambil langkah-langkah untuk mengelola kapasitas smelter tembaganya, dengan memanfaatkan pengalaman serupa dengan aluminium, kata Chen.

Negara ini telah mengekang ekspansi berlebihan dengan menghentikan sekitar 2 juta ton kapasitas ilegal yang sedang dibangun maupun yang sedang direncanakan, ujarnya.

Dalam beberapa tahun mendatang, China juga akan lebih memilih kapasitas peleburan baru yang akan menggunakan besi tua daripada konsentrat tembaga impor.

"Kita akan dapat melihat dampak dari reformasi sisi pasokan tembaga dalam dua hingga tiga tahun," kata Chen.

(bbn)

No more pages