Gangguan Internet Global Membuka Mata Isu Rapuhnya Dunia Digital
News
25 November 2025 13:15

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemadaman global yang bersumber dari insiden Cloudflare, atau terputusnya pusat data Amazon.com Inc. dari akses publik selama 15 jam menunjukkan bagaimana koneksi internet hari ini seakan tidak boleh ‘offline’ satu detik pun. Saat terjadi ‘blackout’ mendorong terhentinya layanan bagi jutaan pengguna.
Internet menjadi tulang punggung ekosistem keuangan dan konsumen global, memfasilitasi komunikasi dan transaksi instan, dan dengan serangkaian kasus pemadaman membuka, mata kembali banyak pihak bahwa sistem yang rentan menyebabkan kerugian miliaran dolar dan menimbulkan ketidaknyamanan besar ketika sebagian dari sistem tersebut mengalami gangguan.
Situs-situs populer yang down — mulai dari ChatGPT hingga media sosial X — mempertontonkan bagaimana cara internet berkembang sejak awal kemunculannya. Kemudian, jalan pintas biaya dan efisiensi yang diambil oleh perusahaan-perusahaan yang layanannya diandalkan oleh jutaan konsumen.
Bagaimana warga dunia mengakses internet?
Ketika seorang pengguna di Inggris mengetikkan google.com di perangkat HP smartphone mereka, hal ini memicu serangkaian proses yang rumit namun berlangsung cepat. Semua perangkat — ponsel, PC, server — yang terhubung ke internet diberi identifikasi yang disebut alamat IP dan menggunakan Sistem Nama Domain (Domain Name System/DNS) untuk menemukan dan berkomunikasi satu sama lain. Kemudian, situs dan aplikasi seperti Google terdiri dari paket-paket data yang berisi teks, gambar, dan fungsi.
Untuk mengakses Google, perangkat pengguna mengirimkan permintaan untuk paket data tersebut melalui WiFi, data seluler, atau koneksi kabel. Permintaan tersebut melewati infrastruktur fisik seperti router, kabel, switch, pusat data regional, dan mungkin melalui kabel bawah laut hingga mencapai server Google yang tepat.
































