Logo Bloomberg Technoz

“Belum ada bukti risiko akut bagi manusia saat ini, tetapi ini harus dipandang sebagai tanda peringatan bahwa integritas sistem air dan limbah perlu diperkuat,” ujarnya.

Ia menyebut konsumsi manusia sebagai jalur utama masuknya Metformin ke lingkungan. Sebagian besar pengguna obat diabetes tersebut mengeluarkan zat aktif melalui urin, kemudian terbawa ke limbah domestik dan akhirnya mengalir ke sungai bila tidak diolah dengan baik. 

“Jika limbah domestik tidak melalui pengolahan memadai, obat dapat terbawa ke badan air. Laju penghapusan Metformin di berbagai sistem pengolahan limbah juga sangat bervariasi, dari 22 hingga 99 persen,” jelasnya.

Selain buangan domestik, residu obat juga berpotensi masuk melalui limpasan air hujan dan kondisi drainase yang buruk. Ia menambahkan bahwa meskipun industri farmasi atau fasilitas kesehatan dapat berkontribusi, sumber utamanya tetap aktivitas domestik. “Secara global, sampai 90 persen residu farmasi di lingkungan berasal dari ekskresi manusia atau hewan,” tuturnya.

Dr. Dicky menegaskan bahwa temuan ini dapat menjadi tanda adanya kelemahan pada sistem pengelolaan limbah cair. Banyak instalasi pengolahan limbah konvensional belum dirancang untuk menghilangkan mikropolutan seperti Metformin.

“Deteksi Metformin menunjukkan bahwa zat aktif obat telah melewati atau tidak dihadang oleh pengolahan limbah domestik maupun industri. Ini alarm bahwa sistem belum optimal,” ujarnya.

Ia juga menilai perlunya perluasan pemantauan kualitas air. Selama ini, kata dia, parameter pengawasan masih didominasi indikator klasik seperti BOD, COD, amonia, dan E.coli. “Kita perlu memperluas jenis pemantauan, termasuk residu farmasi, sebagaimana sudah dilakukan di banyak negara maju,” kata dr. Dicky.

Menutup pernyataannya, ia menekankan perlunya penguatan regulasi, perbaikan teknologi pengolahan limbah, hingga edukasi publik mengenai pembuangan obat. 

“Literasi masyarakat tentang cara membuang obat sisa itu penting. Program pengembalian obat juga bisa dipertimbangkan agar obat kadaluarsa tidak berakhir di saluran air,” ujarnya.

“Temuan ini harus dijadikan momentum untuk memperkuat kerangka pengelolaan limbah air secara lebih holistik,” kata dr. Dicky.

(dec)

No more pages