"Dulu bapak punya program Pajale, coba dihidupkan lagi bagaimana itu supaya ke depan jangan impor 2,6 juta ton. Malu, pak, kita makan tempe masa setiap tahun impor segitu," ujar Titiek.
Menanggapi hal tersebut, Amran memastikan bahwa kedelai sudah masuk daftar komoditas strategis Kementerian Pertanian.
Dia menyebut pihaknya telah menyiapkan program penanaman kedelai dalam skala besar, tetapi belum dapat membeberkan detailnya karena masih menunggu finalisasi anggaran.
"Ada program tanah-tanah yang kita mau tanami itu sangat luas, tetapi nanti kami laporkan lagi setelah fix anggarannya dan seterusnya, tetapi sudah 60%-70%. Feasibility Study-nya sudah selesai. Ini kedelai masuk prioritas," imbuhnya.
Bertahap
Ditemui terpisah, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebut Indonesia bakal meningkatkan produksi kedelai di lahan 1 juta hektare (ha) secara bertahap mulai tahun depan sebanyak 73.000 ha.
Produksi kedelai tersebut akan dilakukan di beberapa wilayah RI khususnya Pulau Jawa. Dia menyebut Grobogan, Jawa Tengah merupakan salah satu lokasi yang akan dibidik.
“Ya kita kan harus nyiapin benihnya. Kita mau nanam 1 juta, kita butuh pembenih. Pembenih yang bersetifikasi, yang bener, ketinggian berapa, kita kan harus sesuai dengan itu. Jadi banyak hal itu harus bertahap,” imbuhnya.
“Kadang-kadang kita punya benihnya, tanahnya enggak sesuai, ada ketinggian. Kalau perlu mungkin benihnya harus disesuaikan dulu. Direkayasa nuklirkah atau direkayasa persilangan kah, kan ada prosesnya di situ.”
(ell)































