Logo Bloomberg Technoz

Arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang masih samar-samar membuat investor gamang. Semalam, pemerintah AS merilis laporan ketenagakerjaan yang lama tertunda, yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja meningkat pada September, sementara tingkat pengangguran naik tipis.

Data tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja mulai menunjukkan tanda-tanda stabilisasi sebelum penutupan pemerintahan.

Angka-angka ini muncul sehari setelah risalah rapat terbaru The Fed memperlihatkan adanya perbedaan pandangan mengenai apakah suku bunga perlu kembali dipotong.

Deputi Gubernur The Fed Michael Barr mengatakan Bank Sentral perlu berhati-hati mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut karena inflasi masih berada di atas target, seperti yang dilaporkan Bloomberg News.

Menanggapi data ketenagakerjaan terbaru, Barr mengatakan pasar tenaga kerja “Mulai mendingin,” dengan penciptaan lapangan kerja berada di kisaran break-even yang menjaga tingkat pengangguran tetap stabil.

Gubernur The Fed Cleveland Beth Hammack mengatakan, menurunkan suku bunga acuan untuk mendukung pasar tenaga kerja dapat memperpanjang periode inflasi di atas target dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan.

Sementara itu, Gubernur The Fed Chicago Austan Goolsbee mengisyaratkan, ia masih berhati-hati untuk mendukung pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember.

“Sekilas, kenaikan payroll September tampak meyakinkan, tetapi jika ditelisik lebih dalam, pertumbuhan lapangan kerja tetap rapuh dan terkonsentrasi sempit menjelang penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah,” kata Ekonom Senior EY-Parthenon Lydia Boussour dalam sebuah catatan, mengutip Bloomberg.

Sikap The Fed yang masih gamang tersebut kemudian menular ke pasar. Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5–3,75% dalam rapat Desember adalah 35,4%. Adapun probabilitas suku bunga bertahan di 3,75–4% adalah 64,6%. Peluang Federal Funds Rate bakal ditahan jauh lebih besar.

Probabilitas Federal Funds Rate Desember 2025 (Sumber: CME FedWatch)

Perkembangan ini membuat pelaku pasar kemudian menerapkan sikap wait and see. Instrumen berisiko, terutama di negara berkembang, belum menjadi pilihan utama. Ini yang kemudian membuat Bursa Saham Asia menjadi bergejolak.

(fad)

No more pages