Emas meroket sekitar 55% tahun ini, dan masih dalam perjalanan menuju tahun terbaiknya sejak 1979, meski sempat mengalami koreksi dari rekor tertinggi bulan lalu. Hal ini didukung oleh peningkatan pembelian emas oleh bank sentral dan lonjakan investor yang mencari perlindungan terhadap risiko dari utang negara dan mata uang.
Menurut survei Bank of America Corp, dibandingkan dengan mata uang global utama, investor global memperkirakan emas batangan akan mencatat imbal hasil terbaik kedua tahun depan. Hanya yen yang menjadi pilihan lebih baik.
Sementara itu, penutupan (shutdown) pemerintah terlama dalam sejarah AS mengaburkan pandangan pelaku pasar terhadap ekonomi karena rilis data-data penting ditunda. Di tengah kekosongan ini, ekspektasi pemotongan suku bunga meredup pekan ini akibat komentar dari beberapa pejabat The Fed.
Swap suku bunga kini menunjukkan peluang sekitar 50-50 untuk pemotongan suku bunga pada Desember, setelah sebelumnya memperhitungkan kenaikan seperempat poin hanya dua pekan lalu.
Petunjuk penting tentang kesehatan pasar tenaga kerja AS diperkirakan akan dirilis pada Kamis (20/11/2025), saat Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) menerbitkan laporan tenaga kerja September. Data-data ini, meski sudah usang, akan membantu mengungkap kondisi ekonomi terbesar di dunia setelah shutdown selama enam pekan.
Kebijakan The Fed juga menjadi sorotan saat risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 28-29 Oktober dirilis pada malam ini. Risalah ini mungkin mencakup wawasan tentang kapan The Fed akan mulai memperluas neraca keuangannya melalui pembelian manajemen cadangan.
Lebih banyak likuiditas dalam sistem keuangan dan peralihan ke kebijakan moneter yang lebih longgar kemungkinan akan menguntungkan logam mulia.
Emas naik 0,6% menjadi US$4.090,64 per troy ons pada pukul 09.36 pagi di London. Indeks Dolar Spot Bloomberg meningkat 0,1%. Perak, paladium, dan platinum semuanya diperdagangkan lebih dari 1% lebih tinggi.
(bbn)






























