Logo Bloomberg Technoz

Sebelumnya, Kementerian Keuangan melaporkan PNBP dari sektor sumber daya alam Migas dan Minerba turun tajam sepanjang Januari-September 2025.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan koreksi PNBP sektor energi itu disebabkan karena tren pelemahan harga komoditas yang belakangan ikut menekan volume produksi tahun berjalan.

Selain itu, pelemahan rupiah terhadap dolar AS turut menekan setoran sektor energi secara tahunan.

“Termasuk harga minyak yang lebih rendah, harga lebih rendah dibandingkan tahun lalu itu memiliki dampak ke PNBP berupa royalti atau setoran sumber daya alam migas,” kata Suahasil saat konferensi pers APBN Kita di kantornya, Selasa (14/10/2025).

Indonesia merupakan eksportir batu bara terbesar di dunia dan bergantung pada bahan bakar ini untuk kebutuhan listriknya. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Suahasil menuturkan harga minyak mentah Indonesia (ICP) Januari-September 2025 bergerak ke level US$69,54% atau minus 13,5% dibandingkan dengan realisasi ICP periode yang sama tahun lalu sebesar US$80,41 per barel.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah belakangan melemah 2,8% ke level Rp16.346 per dolar AS. Sementara itu, rupiah sempat bertahan di level Rp15.896 per dolar AS tahun lalu.

Kementerian Keuangan mencatat PNBP sumber daya alam sebesar Rp159,6 triliun sepanjang Januari-September 2025. Setoran itu lebih rendah 6,2% dibandingkan dengan catatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp170,1 triliun.

Adapun, setoran dari sektor migas sebesar Rp73,3 triliun sepanjang Januari-September 2025, lebih rendah dari setoran periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp82,5 triliun.

Di sisi lain, setoran nonmigas sebesar Rp86,3 triliun sepanjang Januari-September 2025, terkoreksi 1,2% secara tahunan. Sekitar 92% setoran nonmigas itu berasal dari kegiatan tambang mineral dan batu bara.

“Untuk minerba juga harga batu bara acuan (HBA) turun 6,7%, volume produksi juga mengalami penurunan 10,5% sehingga royalti batu bara juga turun 11,7%,” tuturnya.

Melansir data Kementerian Keuangan, HBA sepanjang Januari-September 2025 bergerak ke level US$112,99 per ton, lebih rendah 6,7% secara tahunan.

Pelemahan harga itu turut menekan kinerja produksi yang bergerak minus 10,5% ke angka 564,78 juta ton per September 2025. Konsekuensinya, royalti batu bara yang dipungut negara susut 11,7% ke level Rp50,8 triliun.

Sementara itu, realisasi PNBP dari keseluruhan sektor per September 2025 mencapai Rp344,9 triliun, terkontraksi 19,8% dibandingkan dengan PNBP tahun sebelumnya sebesar Rp430,3 triliun.

(azr/naw)

No more pages