Indonesia sudah mampu memproduksi sebagian kecil bahan baku dasar seperti ini melalui laboratorium dan industri lokal.
Namun, untuk bahan baku obat yang lebih spesifik, ketergantungan terhadap impor masih tinggi. Salah satunya adalah captopril, obat hipertensi yang bekerja melalui mekanisme vasodilatasi.
“Captopril itu bahan bakunya masih kita impor,” kata Taruna.
Hal yang sama terjadi pada komponen kapsul. Indonesia masih mengimpor seluruh cangkang kapsul yang digunakan industri farmasi.
BPOM kini tengah menjajaki potensi investasi dari India dan China untuk membangun fasilitas produksi kapsul dalam negeri.
Taruna menegaskan kembali bahwa bahan baku obat dan standar pengujian mutu merupakan dua hal yang berbeda. “Ini tidak ada hubungannya dengan standar pengujian. Berbeda,” tegasnya.
Dia menyampaikan bahwa BPOM berfokus pada percepatan alih teknologi agar industri farmasi Indonesia dapat memproduksi lebih banyak bahan baku sendiri.
BPOM juga terus berkoordinasi dengan kementerian serta calon investor untuk memperkuat rantai pasok bahan baku obat dalam negeri. “Kita mau mentransfer teknologi,” ujarnya.
Dengan penguatan industri hulu, Taruna berharap Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kemandirian farmasi nasional.
(dec/wdh)

































