Merdeka Optimalisasi Operasi dan Proyek di Kuartal III 2025

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) merilis capaian kinerja operasional untuk periode yang berakhir pada 30 September 2025. Perseroan mencatat kinerja stabil pada penambangan emas dan tembaga, peningkatan produksi nikel melalui PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), serta kemajuan signifikan pada Proyek Tembaga Tujuh Bukit dan Proyek Emas Pani. Strategi pertumbuhan multi-aset terus dijalankan untuk memperkuat posisi Merdeka sebagai produsen logam jangka panjang yang mendukung pengembangan mineral strategis nasional.
Kinerja Operasional Tambang
Produksi Tambang Emas Tujuh Bukit tercatat stabil dengan 25.338 ounces emas dan harga jual rata-rata US$3.275 per ounce, meningkat 24% secara margin kas dibanding tahun sebelumnya. Penjualan emas mencapai 29.629 ounces dengan pendapatan sekitar US$104 juta. Tambang Tembaga Wetar memproduksi 3.228 ton tembaga dengan biaya tunai US$2,75 per pon, didukung optimalisasi operasi SX-EW. Wetar diproyeksikan tetap berproduksi hingga 2027, sembari mengevaluasi teknologi flotasi dan pelindian tangki untuk meningkatkan pemulihan jangka panjang.
Operasi nikel melalui MBMA menunjukkan penguatan signifikan. SCM mencatat kenaikan produksi saprolit hingga 89% YoY dan limonit 51% YoY. Margin Nickel Pig Iron (NPI) meningkat menjadi US$2.215 per ton nikel dengan biaya tunai yang turun 16% YoY. Pabrik AIM memproduksi 251.715 ton asam sulfat, sementara pabrik klorida dan katoda tembaga memasuki tahap komisioning. PT ESG memproduksi 7.181 ton MHP dan menjual 7.553 ton. Pembangunan Pabrik HPAL SLNC telah mencapai 54% dan MBMA menandatangani perjanjian strategis untuk melanjutkan produksi nikel matte pada Kuartal IV 2025.
Kemajuan Proyek Utama
Proyek Emas Pani yang dikelola PT Merdeka Gold Resources (EMAS) menunjukkan progres 83% setelah IPO pada September 2025 dan peningkatan signifikan cadangan bijih. Kegiatan penambangan telah dimulai dengan first blasting pada Oktober 2025, penumpukan bijih pertama dijadwalkan November 2025, dan produksi perdana ditargetkan Kuartal I 2026. Sementara itu, Proyek Tembaga Tujuh Bukit memasuki tahap studi kelayakan yang mengintegrasikan perencanaan tambang bawah tanah dan tambang terbuka, optimalisasi flowsheet, serta pengkajian opsi hilirisasi konsentrat pirit.
Per September 2025, Merdeka mencatat pendapatan belum diaudit sebesar US$1,298 miliar, turun 22% YoY. Penurunan ini dipengaruhi turunnya kontribusi segmen nikel sebesar US$445 juta dan pendapatan tembaga sebesar US$38 juta, meski masih tertopang oleh peningkatan pendapatan emas sebesar US$87 juta dan pendapatan lain sebesar US$27 juta.
































