Selain itu, pemanfaatan energi alternatif melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi inovasi penting untuk meningkatkan efisiensi dan mendukung keberlanjutan kegiatan pertanian.
Sejalan dengan Herawati, para anggota kelompok tani lainnya juga merasakan manfaat nyata Program PERMATA, yang telah membantu mereka meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup sebagai petani padi.
“Dulu kami hanya menanam, sekarang kami juga mengolah, menjual, dan mengelola. Kami belajar menjadi desa yang Tangguh,” ungkap Sarbini.
Program Pertanian Mandiri untuk Desa Tangguh (PERMATA) menunjukkan hasil nyata dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat Desa Pengabuan. Salah satu inovasi terbesar terlihat dari efisiensi pengeringan hasil panen, di mana proses yang sebelumnya memakan waktu 9–12 hari kini hanya memerlukan 1–2 jam menggunakan Dry House berbasis briket jerami. Suhu pengeringan yang stabil pada 50º–60ºC membuat kadar air padi lebih terkontrol hingga 10%, sekaligus meningkatkan pendapatan petani dari Rp 400–500 ribu menjadi Rp 3,4 juta per bulan.
Dampak sosial-ekonomi program ini pun signifikan. Pendapatan gabungan KWT Selaras Alam dan Kelompok Tani Barokah mencapai Rp 20,4 juta per bulan, dengan 44 anggota mengalami peningkatan penghasilan dan 12 orang keluar dari kemiskinan. Sebanyak 36 produk lokal kini telah memiliki legalitas, sementara penjualan produk herbal meningkat 35% berkat pelatihan dan kolaborasi dengan UMKM lokal. Dari sisi lingkungan, pengelolaan limbah jerami dan penggunaan PLTS membantu mengurangi emisi karbon sebesar 12,15 ton CO₂e per tahun.
Keberlanjutan program dijaga melalui pelatihan teknis dan manajemen usaha, akses pasar berbasis Creating Shared Value (CSV), serta pembentukan kelembagaan lokal. Dengan investasi Rp 796 juta dan nilai manfaat Rp 1,38 miliar, program ini mencatat Social Return on Investment (SRoI) sebesar 1,69 dengan Payback Period 24,8 bulan. Kolaborasi tujuh pihak, termasuk Pertamina EP Adera Field, pemerintah daerah, dan Politeknik Universitas Sriwijaya, memastikan keberlanjutan dari hulu ke hilir. Seperti disampaikan Field Manager Adera, Adam S. Nasution, keberhasilan terbesar PERMATA bukan hanya tujuh penghargaan nasional yang diraih, tetapi juga perubahan cara pandang masyarakat terhadap masa depan mereka.
(tim)


































