Logo Bloomberg Technoz

Pesan tersebut agak berbeda dari apa yang disebutkan oleh Presiden Xi Jinping pada 2021, yaitu China akan mulai mengurangi konsumsi batu bara pada 2026-2030.

Meski kedua pernyataan tersebut membuka ruang untuk interpretasi, tetapi ada perbedaan yang mencolok. Pernyataan terbaru dengan jelas mempersilakan konsumsi untuk terus naik hingga mencapai pucuk pada 2030.

China yang sepertinya masih akan akrab dengan batu bara (setidaknya sampai 2030) membuat harga komoditas ini terdongkrak. Maklum, China adalah negara konsumen batu bara terbesar di dunia sehingga apa yang terjadi di sana akan sangat menentukan pembentukan harga.

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk bulan ini? Apakah pada November harga bisa naik lagi?

Secara teknikal dengan perspektif bulanan (monthly time frame), batu bara masih terbenam di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 39. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Adapun indikator Stochastic RSI ada di 37. Menghuni area jual (short) yang kuat.

Kemudian indikator Average True Range (ATR) 14 hari ada di 9. Menunjukkan bahwa volatilitas harga batu bara sepertinya tidak terlalu tinggi.

Pada November, harga batu bara sepertinya masih bisa naik lagi. Target resisten terdekat ada di US$ 113/ton. Dari sini, harga batu bara berpeluang melesat ke arah US$ 123-142/ton.

Kalau harga batu mara malah turun, maka target support terdekat adalah US$ 102-101/ton. Support lanjutan adai di rentang US$ 99-92/ton.

(aji)

No more pages