Logo Bloomberg Technoz

Kedua, efek urban heat island (UHI)

Erna menjabarkan gejala UHI dimana komposisi lingkungan di pusat kota yang didominasi bangunan berjejal dan minimnya ruang hijau. "Semuanya itu bangunan yang berjejal-jejal. Itu yang pasti memperparah panas lah," tegasnya.

Erma Yulihastin menekankan bahwa solusi harus berfokus pada aksi lokal (modifikasi mikro iklim) untuk meredam panas yang dipicu oleh UHI. Dia menyarankan dua pendekatan utama; Nature-Based Solution (NBS), yakni penanaman mangrove untuk perlindungan pantai dan penerapan konsep Sponge City (Kota Spons) di wilayah darat.

Menurut dia, konsep Kota Spons  penting untuk memastikan air hujan terserap ke dalam tanah saat terjadi hujan ekstrem, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.

Kedua, modifikasi mikro iklim, yakni mendorong pengusaha dan pemerintah kota untuk menerapkan Go Green dengan menanam sebanyak mungkin, menciptakan vertical garden, atau menghijaukan atap-atap gedung tinggi (rooftop). 

Penghijauan ini dapat menyerap panas dan membantu menurunkan suhu lokal hingga 1-2 derajat celcius. Erma juga menyoroti adanya peluang ekonomi di sektor yang membutuhkan panas ekstrem seperti industri garam, di mana proses penguapan akan jauh lebih cepat. Namun, hal ini tetap harus diimbangi dengan data prediksi cuaca yang presisi agar kegiatan adaptasi ini berhasil.

"Wali Kota ini harus berpikir, gimana caranya mempunyai konsep, kota yang tahan terhadap perubahan [iklim]," tutup Erma.

(fik/wep)

No more pages