Logo Bloomberg Technoz

Akhir Agustus lalu, demo besar-besaran meledak di berbagai wilayah Indonesia. Aksi unjuk rasa yang didominasi kalangan muda ini bermula dari luapan kekecewaan masyarakat terhadap para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, kemudian meluas menjadi kemarahan pada Polri.

Massa menuntut sejumlah hal. Di antaranya agar memproses hukum pelanggaran HAM oleh aparat terhadap demonstran, memberantas korupsi hingga mereformasi DPR, yang tertuang dalam 17+8 Tuntutan Rakyat.

Setidaknya 10 orang dilaporkan tewas, dan ratusan orang hingga kini masih ditahan. Unjuk rasa pun masih digelar sampai saat ini lantaran 17+8 Tuntutan Rakyat belum semuanya terpenuhi.

2. Nepal

Demonstrasi Nepal terjadi hanya beberapa hari setelah pengunjuk rasa tumpah ruah ke jalan-jalan di Indonesia. Di ibu kota Kathmandu, protes besar dipicu oleh larangan media sosial (medsos) yang diberlakukan pemerintah.

Lalu, membesar menjadi demo melawan ketimpangan ekonomi dan merajalelanya korupsi. Gedung-gedung pemerintah hingga rumah pejabat dibakar. Sekitar 70 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.

Kemarahan sebagian besar tertuju pada "nepo kids," istilah untuk anak-anak elite Nepal yang koneksi kuat dan hidup mewah. Mereka memamerkan gaya hidup mereka di medsos.

Perdana Menteri Nepal, Khadga Oli Mundur, Usai Demonstrasi Besar Berujung Kerusuhan. (Bloomberg)

Protes yang meletus awal September ini memaksa Perdana Menteri (PM) KP Sharma Oli mengundurkan diri, disusul sejumlah pejabat tinggi lain. Mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Sushila Karki lalu dilantik sebagai PM sementara negara Himalaya tersebut. Parlemen dibubarkan dan Pemilu akan digelar pada 5 Maret 2026 mendatang.

3. Madagaskar

Gelombang demonstrasi di Madagaskar pecah pada September lalu akibat krisis air dan listrik, membuat ribuan kaum muda Gen Z turun ke jalan dan menuntut perubahan—akibat ketidakpuasan terhadap buruknya layanan publik dan maraknya korupsi.

Protes Gen Z ini berujung bentrokan dengan aparat keamanan yang menewaskan setidaknya 22 orang. Merespons kerusuhan tersebut, presiden saat itu Andry Rajoelina membubarkan pemerintahannya demi mempertahankan kelangsungan politiknya.

Namun, Rajoelina belakangan bersembunyi di lokasi rahasia, setelah tentara bergabung dalam protes anti-pemerintah yang menuntut pengunduran dirinya. Parlemen dengan suara bulat memakzulkan Rajoelina pada 14 Oktober, menolak deklarasinya beberapa jam sebelumnya yang membubarkan parlemen.

Pemerintahan kemudian diambil alih oleh panglima militer Michael Randrianirina, yang akan dilantik sebagai presiden baru Madagaskar pada hari ini, Jumat (17/10/2025), waktu setempat. Akan tetapi, Uni Afrika telah menangguhkan keanggotaan negara itu dan mengancam akan menjatuhkan sanksi pada siapa pun yang terlibat dalam kudeta militer.

4. Maroko

Unjuk rasa Gen Z Maroko. (Sumber: Bloomberg)

Protes juga berkobar di berbagai kota di Maroko awal Oktober, digerakkan oleh kelompok melek teknologi yang dijuluki GenZ212. Angka ini mengacu pada kode telepon internasional negara Afrika Utara tersebut. 

Kemarahan para demonstran Maroko dipicu oleh pemborosan anggaran untuk Piala Dunia 2030 hingga miliaran dolar yang, menurut mereka, mengorbankan kesehatan dan pendidikan. Pasalnya, stadion hingga hotel dibangun mewah, sedangkan fasilitas kesehatan minim dan sistem pendidikan terus kekurangan dana. Pengangguran kaum muda mencapai 60%.

Aksi massa dibalas dengan tindakan brutal oleh pihak berwenang. Tiga orang dilaporkan tewas, ratusan luka-luka, dan lebih dari 1.000 orang ditangkap. PM Aziz Akhannouch mengklaim telah menanggapi tuntutan pengunjuk rasa dan siap berdialog. Namun, GenZ212 tetap mendesak pemerintah mundur.

5. Peru

Di Peru, Amerika Selatan, demonstrasi besar kembali pecah di ibu kota Lima pada 15 Oktober lalu, setelah polisi mengakui menembak mati seorang pengunjuk rasa. Aksi yang digerakkan oleh aktivis Gen Z ini terjadi hanya lima hari setelah Presiden José Jerí dilantik menggantikan Dina Boluarte yang dimakzulkan.

Beberapa jam sebelumnya, José Jerí lolos dari pemungutan suara penggulingannya kurang dari sepekan sejak ia berkuasa. Mantan Ketua Kongres tersebut akan menjabat sebagai presiden hingga Juli 2026, sementara Pemilu Peru dijadwalkan digelar pada April.

Kemarahan masyarakat memuncak lantaran muak dengan skandal korupsi, kondisi ekonomi, dan pembunuhan terhadap puluhan demonstran sejak akhir 2022. Mereka menuntut pembersihan total elite politik negara yang korup.

Lain-lain

Setidaknya 65 orang tewas dalam protes Gen Z di Kenya yang meletus lagi awal tahun ini. Kerusuhan yang terulang, bahkan lebih mematikan dari sebelumnya sejak Pemilu 2022. Presiden William Ruto kembali memerintahkan polisi melakukan kekerasan pada pengunjuk rasa dan melarang liputan langsung demonstrasi.

Mengulangi taktik tahun 2024 saat dia memblokir media dan internet, juga memecat beberapa anggota kabinet, tetapi tidak menghentikan penculikan dan pemukulan terhadap aktivis. Pada tahun itu, protes pemuda "7 Hari Amarah" menewaskan setidaknya 50 orang.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pedemo di Kawasan Pusat Bisnis Nairobi, Kenya, Selasa (25/6/2024). (Kang-Chen Chung/Bloomberg)

Selama tiga tahun terakhir, negara Afrika Timur ini dilanda protes kaum muda yang menolak kenaikan pajak, kebrutalan polisi, dan krisis biaya hidup.

Menyusul Kenya, para pemuda Ghana menggelar berbagai protes menentang korupsi pemerintah. Di Mozambik, lebih dari 300 orang tewas dalam demonstrasi yang dipimpin anak muda terhadap dugaan kecurangan Pemilu 9 Oktober.

Protes "#EndBadGovernance" yang juga dipimpin generasi muda di Nigeria mengakibatkan setidaknya 22 orang meninggal dan lebih dari 1.200 pengunjuk rasa ditahan. Aksi ini dipicu oleh meningkatnya biaya hidup dan kesulitan ekonomi.

(ros)

No more pages