"Kami akan baik-baik saja dengan China," kata Trump kepada wartawan di Air Force One pada Senin dini hari, meski tarif pada 1 November tetap menjadi rencana.
Dia juga mengatakan akan mempertimbangkan untuk mempersenjatai Ukraina dengan rudal jarak jauh Tomahawk yang memungkinkan serangan lebih dalam ke Rusia. Hal ini meningkatkan risiko gangguan lebih lanjut terhadap pasokan minyak dari anggota OPEC+ tersebut.
Harga Minyak Rebound di Tengah Tanda-tanda Meredanya Ketegangan AS-Tiongkok | Trump, Vance Buka Pintu untuk Kesepakatan Tiongkok
"Pasar telah memperhitungkan skenario terburuk, jadi bahkan nada Trump yang lebih lunak pun memberi ruang bagi harga minyak untuk bernapas," papar Haris Khurshid, Kepala Investasi Karobaar Capital LP yang berbasis di Chicago.
"Namun, ini lebih terasa seperti rebound posisi daripada pergeseran nyata. Para pelaku pasar hanya melakukan lindung nilai setelah aksi jual besar-besaran pekan lalu. Kecuali ada kemajuan nyata dalam perdagangan, kenaikannya mungkin akan cepat memudar."
Langkah China mengenakan biaya pada kapal-kapal milik AS yang tiba di perairannya memicu pembatalan mendadak pada berbagai jenis kapal, termasuk tanker minyak, yang menyebabkan tarif pengiriman melonjak.
Pajak, yang berlaku mulai 14 Oktober, tersebut mencerminkan pajak yang diterapkan Washington pada kapal-kapal China karena pemerintahan Trump mengincar dominasi negara Asia tersebut dalam logistik global dan industri galangan kapal.
Langkah-langkah ini menambah ketidakpastian terhadap prospek minyak, yang telah anjlok selama dua pekan terakhir karena Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya menambah pasokan ke pasar, mengancam memperburuk kelebihan pasokan yang diperkirakan terjadi akhir tahun ini.
Sementara itu, perjanjian gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas mengurangi kekhawatiran akan eskalasi pertempuran di Timur Tengah, yang merupakan sumber sepertiga pasokan minyak mentah dunia.
Harga:
- Brent untuk pengiriman Desember naik 0,9% menjadi US$63,32 per barel pada pukul 07.24 pagi di Singapura.
- WTI untuk pengiriman November naik 1% menjadi US$59,48 per barel.
(bbn)

































