"Perihal mandatory B50 belum ada kepastian dari pemerintah, karena memang kalau kondisi sekarang diterapkan maka ekspor akan berkurang. Ini juga akan menaikkan harga minyak sawit dunia," katanya.
Harga CPO saat ini memang sedang berada dalam tren positif. Selama sepekan terakhir, harga komoditas ini naik 3,55% secara point-to-point. Sepanjang sebulan ke belakang, harga terangkat 1,45%. Tahun ini (year-to-date), harga CPO pun mencatat penguatan 2,3%.
Kabar dari Indonesia disinyalir menjadi katalis bagi kenaikan harga CPO. Tahun depan, pemerintah rasanya sudah mantap dengan penerapan kebijakan pencampuran 50% minyak nabati ke bahan bakar minyak alias B50.
Padahal Indonesia adalah produsen dan eksportir CPO nomor satu dunia. Tingginya kebutuhan CPO dalam negeri untuk program B50 akan membuat ekspor berkurang, artinya pasokan ke pasar internasional menyusut.
Oleh karena itu, B50 diperkirakan bakal makin mengatrol harga CPO. Trader kenamaan Dorab Mistry menilai bisa saja harga CPO melampaui MYR 5.000/ton.
“Jika Indonesia menjalankan B50, maka akan terjadi kelangkaan di pasar dunia dan harga akan meroket,” ujar Mistry, seperti dikutip dari Bloomberg News.
(ell)

































