Logo Bloomberg Technoz

“Ada banyak berita positif soal OpenAI selama liburan nasional China yang belum tercermin dalam harga saham,” ujar Xin-Yao Ng, manajer investasi di Aberdeen Investments. “Jadi masih ada ruang untuk mengejar ketertinggalan.”

Kini perhatian investor beralih pada sinyal kebijakan menjelang pertemuan Partai Komunis pada 20–23 Oktober, di mana arah rencana lima tahun ke-15 akan dibahas. Pertemuan antara Trump dan Xi di KTT APEC bulan depan di Korea Selatan juga dinilai bisa menjadi pemicu tambahan jika pembicaraan tarif kembali digelar.

Indeks CSI 300 telah mencatat kenaikan lima bulan berturut-turut hingga September—periode terpanjang sejak 2017—didukung optimisme terhadap saham chip setelah DeepSeek meluncurkan model AI terbaru dan Huawei Technologies Co berencana menggandakan produksi chip AI unggulannya.

Meski demikian, valuasi saham China masih jauh lebih murah dibanding pasar global. MSCI China Index diperdagangkan di bawah 14 kali estimasi laba ke depan, jauh di bawah S&P 500 yang berada di kisaran 23 kali, menurut data Bloomberg.

“Jika perusahaan teknologi berisiko tinggi di China, khususnya di sektor internet, mampu memenuhi potensi labanya, valuasinya akan terlihat sangat menarik dibandingkan rekan global,” kata Ian Samson, manajer portofolio multi-aset di Fidelity International, Singapura.

Belanja Lemah

Data Golden Week menunjukkan perilaku konsumen yang semakin berhati-hati dalam membelanjakan uang. Wisata dan pengalaman tetap menjadi prioritas, namun pendapatan box office dan permintaan penerbangan justru mengecewakan.

Saham perusahaan film seperti Maoyan Entertainment dan Damai Entertainment Holdings Ltd. anjlok di Hong Kong pada Rabu setelah Citigroup menyoroti lemahnya penjualan tiket. Morgan Stanley mencatat pergeseran moda perjalanan dari udara dan kereta ke jalur darat, dengan volume perjalanan mobil pribadi naik 6% secara tahunan selama Golden Week.

Secara keseluruhan, lalu lintas penumpang naik hampir 7% dibanding tahun lalu selama tujuh hari pertama liburan, menurut data Kementerian Transportasi yang dihimpun Bloomberg. Angka ini lebih rendah dibanding lonjakan 8% selama libur Hari Buruh Mei lalu.

Menurut analis Julius Baer, data tersebut mengindikasikan lemahnya konsumsi domestik yang berpotensi memicu aksi ambil untung di saham sektor konsumsi.

Paket Pasca-Liburan

Akhir bulan lalu, pemerintah China mengumumkan injeksi modal sebesar 500 miliar yuan untuk mendorong investasi, sebagai bagian dari kebijakan pembiayaan baru yang telah lama dinanti.

Pasar kini menantikan paket kebijakan pasca-liburan yang lebih mendukung, tercermin dari kenaikan saham-saham sekuritas, sektor yang sensitif terhadap sentimen pasar, ujar Daniel Tan, manajer portofolio di Grasshopper Asset Management.

“Kami memperkirakan fokus kebijakan akan lebih kuat pada upaya mendorong permintaan domestik, dengan langkah-langkah anti-involution menjadi sorotan,” kata Xingchen Yu, analis pasar berkembang di UBS Global Wealth Management. “Kebijakan efektif untuk mengatasi deflasi bisa membantu membuka tabungan berlebih dan meningkatkan konsumsi,” tambahnya.

Kinerja Yuan

Selama liburan, yuan offshore turun 0,3% terhadap dolar, namun tetap menguat lebih dari 2% sepanjang tahun ini, seiring meningkatnya minat terhadap aset China.

Pelaku pasar kini menantikan referensi harian yuan yang akan ditetapkan oleh Bank Sentral China (PBOC) untuk mencari sinyal kebijakan. Penetapan nilai tukar ini, yang kembali dilakukan Kamis, diperkirakan akan memberikan stabilitas dan menjadi jangkar bagi mata uang regional, kata Fiona Lim, analis valas senior di Malayan Banking Berhad.

“Kinerja yuan onshore akan sangat bergantung pada nilai acuan yang ditetapkan PBOC,” ujar Lim. Ia memperkirakan ekspor yang tangguh dan stimulus permintaan akan mendorong yuan menguat ke sekitar 7,07 per dolar AS pada akhir tahun.

(bbn)

No more pages