Masuknya SPBU selain milik Pertamina di Indonesia tidak terlepas dari adanya reformasi Undang-Undang Minyak dan Gas (Migas) dengan berlakunya Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas).
UU tersebut memberikan liberalisasi di sektor migas Tanah Air, sehingga menjadikan perusahaan pelat merah Indonesia harus berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan migas lainnya secara sehat dan wajar, termasuk di bisnis hilir migas.
Tercatat, Shell muncul sebagai perusahaan migas asing yang pertama kali menantang dominasi Pertamina di bisnis SPBU Tanah Air. SPBU Shell di Indonesia meluncur pertama kali pada 1 November 2005. Lokasinya ditempatkan di Lippo Karawaci, Tangerang, Banten.
Berikut daftar SPBU dari perusahaan energi asing yang pernah dan masih beroperasi di Indonesia:
1. SPBU Total
SPBU Total hadir pertama kali di Indonesia pada 2009 melalui PT Total Oil Indonesia. Secara jumlah, Total memiliki 18 SPBU yang tersebar di berbagai lokasi strategis di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), serta Bandung.
Setelah berkiprah selama 11 tahun, tepatnya pada 2020, Total resmi menutup SPBU yang beroperasi di Indonesia.
Alasan raksasa migas Prancis itu menutup seluruh SPBU karena volume penjualan tidak terlalu besar, sehingga keuntungan yang didapatkan tidak menutup biaya operasionalnya.
Meski begitu, sebagian lokasi SPBU Total yang tutup berganti menjadi SPBU Vivo.
2. SPBU Petronas
SPBU Petronas atau PT Petronas Niaga Indonesia, yang merupakan anak usaha Petroliam Nasional Berhad (Petronas) Malaysia tercatat pertama kali berjualan BBM di Indonesia pada 2006 di Cibubur, Jakarta Timur.
Namun, SPBU Petronas hanya terhitung 6 tahun saja melayani masyarakat di Indonesia atau lebih singkat dibandingkan dengan kehadiran SPBU Total. Pada 2012, Petronas resmi pamit mundur dari bisnis SPBU di Indonesia, setelah sempat mengelola sebanyak 19 SPBU.
Alasan hengkangnya Petronas disebut karena angka penjualan bensin yang terlalu kecil. Walhasil, bisnisnya tak memenuhi skala ekonomi, bahkan 9 SPBU Petronas kemudian diambil alih oleh Pertamina.
3. SPBU Shell
SPBU Shell di Indonesia pertama kali dibuka pada 1 November 2005 di Lippo Karawaci, Tangerang, Banten. Shell lantas membuka kembali SPBU baru yang ditempatkan di Jalan S. Parman, Slipi, Jakarta pada 1 Maret 2006. Anak usaha raksasa migas Inggris itu juga menjadi SPBU asing pertama yang beroperasi di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan SPBU Shell makin pesat. Shell telah mengoperasikan 215 SPBU di Indonesia; yaitu di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatra Utara.
Bagaimanapun, Shell Indonesia tahun lalu sudah menutup operasional 9 SPBU di Sumatra Utara sejak 1 Juni 2024.
Keputusan tersebut sejalan dengan strategi Shell secara global untuk menciptakan produk dengan nilai lebih dan emisi yang lebih rendah. Selain itu, Shell juga bakal berfokus pada disiplin, penyederhanaan, serta kinerja bisnis.
Di tingkat global, Shell Plc. juga berencana menutup 1.000 SPBU pada 2025. Penutupan ini seiring dengan meningkatnya permintaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Ihwal sengkarut kelangkaan BBM swasta, Shell juga dikabarkan telah merumahkan sejumlah karyawan lapangan serta menyesuaikan kegiatan operasional SPBU perseroan, sebagai dampak dari gangguan pasokan BBM sejak akhir bulan lalu.
President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian menjelaskan penyesuaian kegiatan operasional di jaringan SPBU Shell tersebut dilakukan selama jenis bensin yang dijual tidak tersedia secara lengkap.
Lebih lanjut, Ingrid menjelaskan perseroan juga melakukan penyesuaian jam operasional dan tim yang bertugas melayani pelanggan.
Hingga kini, SPBU Shell masih mengalami kelangkaan pasokan BBM. Shell juga tak kunjung membeli BBM dasar ke Pertamina seperti arahan pemerintah.
4. SPBU Vivo
PT Vivo Energi Indonesia merupakan anak usaha Vitol Group yang berbasis di Swiss. Perusahaan yang dibentuk di Rotterdam pada 1966 ini, merupakan pemegang saham terbesar Vivo Indonesia.
Selain di Indonesia, Vivo juga telah beroperasi di Singapura, Belanda, London, Afrika dan Australia. SPBU Vivo memperoleh pasokan BBM dari induk usahanya yakni Vitol Group.
SPBU Vivo pertama kali hadir di Indonesia pada 2017 di jalan raya Cilangkap, Jakarta Timur. Ketika baru pertama berdiri, Vivo menjual tiga jenis BBM bensin dengan merek Revvo yang diklasifikasikan berdasarkan kadar oktannya, yakni Revvo 88, Revvo 90, dan Revvo 92.
Ketika itu Vivo membanderol ketiga BBM-nya setara dengan harga Premium, Pertalite, dan Pertamax dari Pertamina.
Saat ini Vivo memiliki SPBU di Indonesia yang tersebar di tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Dalam isu sengkarut BBM swasta, Vivo merupakan satu dari lima badan usaha (BU) swasta yang sepakat membeli BBM dasaran atau base fuel dari Pertamina sebanyak 40.000 barel dari 100.000 barel kargo impor yang ditawarkan Pertamina pada tahap pertama.
Dalam perkembangannya, kesepakatan beli tersebut dibatalkan lantaran base fuel dari Pertamina mengandung etanol 3,5% yang tidak sesuai dengan spesifikasi standar Vivo.
5. SPBU BP
SPBU ini adalah perusahaan energi terpadu yang terbentuk dari perjanjian usaha patungan antara BP Plc. dan PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) pada 5 April 2017. Dari usaha patungan tersebut, telah membentuk sebuah perusahaan yaitu PT Aneka Petroindo Raya (APR) yang beroperasi dengan nama BP-AKR Fuels Retail.
Mengutip dari laman resminya, SPBU BP-AKR menyediakan tiga jenis bahan bakar berkualitas yakni BP Ultimate, BP 92, dan BP Diesel.
Masing-masing jenis BBM tersebut mengandung teknologi active yang dirancang untuk membantu melindungi dan membersihkan mesin dari kotoran yang menumpuk dan mencegahnya untuk menempel kembali.
SPBU BP kini telah beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia dan dilengkapi dengan fasilitas berupa minimarket, gerai kopi, gerai makanan cepat saji, tempat pengisian air dan angin, toilet hingga musala.
Hingga kini, SPBU BP masih mengalami kelangkaan pasokan BBM. BP juga tak kunjung membeli BBM dasar ke Pertamina seperti arahan pemerintah.
6. SPBU ExxonMobil
SPBU Exxon Mobil hadir dalam konsep SPBU mini atau kompak dengan jenama Mobil. SPBU ini merupakan hasil kerja sama antara Salim Group melalui PT Indomobil Prima Energi dengan perusahaan Amerika Serikat (AS), ExxonMobil Corp.
Bisnis SPBU Exxon Mobil telah resmi beroperasi di Indonesia sejak 2019. Mengutip dari laman resmi Exxon Mobil, produk BBM yang ditawarkan antara lain minyak solar mobil, minyak solar mobil B20, dan bensin mobil RON 92.
(mfd/wdh)































