iPhone 17 Apple akan mulai dijual secara global pada Jumat ini, dengan model Pro baru menghadirkan desain yang diperbarui. Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California, menguasai 62% penjualan di segmen premium — ponsel dengan harga US$600 (Rp9,8 juta) ke atas — menurut data Counterpoint Research.
Xiaomi hanya memiliki pangsa pasar yang kecil di segmen tersebut secara global, meskipun penjualan di segmen tersebut tumbuh 55% pada paruh pertama tahun ini dan memiliki peluang lebih baik untuk bersaing di pasar domestik China, di mana iPhone Air Apple mengalami penundaan.
“Kami memulai strategi peningkatan kualitas/mutu kami lima tahun lalu untuk belajar dari pesaing terbesar kami, dengan membandingkan diri kami dengan iPhone,” kata Presiden Xiaomi Lu Weibing dalam sebuah posting di Weibo.
“Apple masih unggul. Namun, kami sangat yakin dapat menghadapi tantangan ini dengan produk generasi yang sama.”
iPhone 17 memulai debutnya dengan kuat di China, menurut analisis Jefferies tentang pesanan awal. Subsidi pemerintah membuat varian entry-level lebih menarik dibandingkan tahun lalu, dan “strategi penetapan harga Apple menunjukkan tekad kuatnya untuk mempertahankan pangsa pasar di China,” tulis analis yang dipimpin Edison Lee dalam sebuah catatan.
Dikenal karena proposisi nilai-untuk-uangnya yang mencakup segala hal mulai dari smartphone dan laptop hingga peralatan dapur dan koper, Xiaomi melakukan langkah berani memasuki pasar kendaraan listrik yang mulai membuahkan hasil dalam setahun terakhir, hampir tiga kali lipat sahamnya yang diperdagangkan di Hong Kong. Berhasil di bidang yang ditinggalkan Apple, Xiaomi tampaknya semakin berani untuk menantang pemimpin pasar smartphone AS.
“Melompat ke seri 17 terdengar seperti Xiaomi cukup percaya diri untuk mengatakan bahwa mereka bisa sebagus Apple, yang masih sangat dihormati di China,” kata analis IDC Bryan Ma.
“Bagi Xiaomi, 10% dari pengiriman smartphone di China pada paruh pertama tahun ini berada di atas US$600, naik dari hampir nol pada 2019.”
(bbn)
