Logo Bloomberg Technoz

BBRI Jadi Primadona Baru, Goldman Sachs Angkat Target Harga

Redaksi
15 September 2025 13:47

Goldman Sachs. (Bloomberg)
Goldman Sachs. (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) semakin menjadi pusat perhatian investor. Pada Jumat (12/9/2025), Goldman Sachs menaikkan rekomendasi saham BBRI dari netral menjadi buy atau beli. Bersamaan dengan itu, target harga saham pun direvisi naik ke level Rp4.760 per saham dari sebelumnya Rp4.180.

Kenaikan target harga tersebut menjadikan BBRI sebagai fokus utama di antara bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Dana Rp200 Triliun Jadi Katalis Utama

Katalis utama dorongan positif ini adalah keputusan pemerintah menyalurkan dana negara sebesar Rp200 triliun ke Himbara sesuai arahan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Kebijakan ini dinilai mampu memperkuat likuiditas perbankan, khususnya BBRI yang berada dalam posisi strategis.

Riset Bloomberg Intelligence menegaskan bahwa BBRI akan lebih diuntungkan dibanding bank Himbara lain, mengingat rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) BBRI berada di atas rata-rata industri. Dengan demikian, tambahan likuiditas dapat langsung menopang ekspansi kredit, terlebih ketika penurunan suku bunga dan kebijakan likuiditas lain masih memerlukan waktu untuk berdampak penuh.

Likuiditas Perbankan Nasional Menguat

Sementara itu, riset terpisah Bloomberg juga mencatat likuiditas perbankan Indonesia terus membaik. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juli 2025 mencapai 6,8%, untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun melampaui pertumbuhan kredit sebesar 6,7%.

Data tersebut semakin memperkuat optimisme terhadap BBRI yang dikenal kuat dalam menghimpun dana murah. Dengan basis dana yang kokoh, BBRI dinilai mampu lebih leluasa dalam memperluas penyaluran kredit ke depan.

Rekomendasi untuk BMRI dan BBNI

Dalam laporan yang sama, Goldman Sachs juga memberikan revisi positif bagi dua bank pelat merah lainnya. Target harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dinaikkan menjadi Rp5.850 per saham dari sebelumnya Rp5.162 dengan rekomendasi beli.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memperoleh kenaikan target harga menjadi Rp5.180 per saham dari sebelumnya Rp4.550. Rekomendasi pun berubah status, dari netral menjadi buy.

Konsensus Bloomberg Perkuat Sentimen

Konsensus Bloomberg turut memperlihatkan sentimen positif terhadap BBRI. Dari 39 analis, sebanyak 31 analis atau hampir 90% merekomendasikan beli, tujuh analis menyarankan tahan, dan hanya satu yang memberi rekomendasi jual. Target harga konsensus Bloomberg berada di Rp4.602 per saham dalam 12 bulan ke depan.

Sementara itu, konsensus pasar menempatkan target harga saham BMRI di Rp5.958 per saham dengan potensi kenaikan 32% dari posisi saat ini. Dari 37 analis, sebanyak 31 memberikan rekomendasi beli, tiga tahan, dan tiga jual. Untuk BBNI, konsensus menghasilkan target harga Rp5.041 per saham, dengan rekomendasi beli dari 33 analis, tiga tahan, dan dua jual.

Dukungan dari Belanja Pemerintah

Bloomberg Intelligence juga menilai bahwa peningkatan belanja pemerintah yang digulirkan oleh Menteri Keuangan baru akan memberi dukungan tambahan terhadap pertumbuhan perbankan. Tekanan biaya dana diperkirakan mereda, seiring peluang penurunan suku bunga kebijakan hingga 2026.

“Belanja Pemerintah yang meningkat berpotensi menopang pertumbuhan, sejalan dengan dorongan Menteri Keuangan baru untuk mempercepat laju ekonomi,” demikian riset Bloomberg Intelligence.

Dengan dukungan fiskal yang lebih ekspansif, bank-bank Himbara diyakini akan memiliki momentum kuat untuk tumbuh di tengah kondisi global yang penuh tantangan.

Analis Tambahkan Optimisme untuk BBNI

Terbaru, Melissa Kuang, analis Goldman Sachs, memberikan rekomendasi beli untuk saham BBNI dengan target harga Rp5.180 per saham. Erwin Wijaya dari Verdhana Sekuritas Indonesia juga memberikan rekomendasi beli BBNI dengan target harga Rp5.500 per saham.

Kedua pandangan ini menegaskan bahwa prospek BBNI semakin cerah, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dan tren perbaikan likuiditas industri perbankan.