Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2026 akan melemah menjadi 3%, dari proyeksi ekonomi tahun ini yang berada di level 3,2%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan perlambatan kinerja ekonomi dunia dipengaruhi oleh dampak lanjutan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) dan kerentanan rantai pasok global.

"Ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih tetap tinggi, dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia masih lemah," ujar Perry dalam Konferensi Pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (17/12/2025).

Perry menegaskan hal ini membutuhkan respons kebijakan untuk memperkuat daya tahan ekonomi domestik untuk menahan dampak rambatan, serta menjaga pertumbuhan ekonomi domestik.

Di pasar keuangan global, suku bunga acuan bank sentral AS Fed Fund Rate (FFR) menurun 25 basispoin (bps) pada Desember 2025, dengan kecenderungan penurunan lebih terbatas ke depan. Selanjutnya, imbal hasil obligasi AS atau yield US Treasury tenor 2 tahun cenderung naik, sementara yield US Treasury tenor 10 tahun tetap tinggi sejalan dengan tingkat utang AS.