Kemudian turut, memastikan ketersediaan vaksin dan logistiknya serta melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) untuk campak.
"ORI akan dilaksanakan pada 25 Agustus-12 September 2025 yang menyasar anak usia 9 bulan - 6 tahun. Melakukan penguatan imunisasi rutin dan melengkapi status imunisasi bagi yang belum dan tidak lengkap,"jelasnya
Fasyankes juga telah memberikan vitamin A untuk mencegah penularan dan sakit berat. Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada fasyankes dan masyarakat tentang kewaspadaan penyakit PD3I khususnya campak untuk setiap anak balita.
"Melaporkan setiap kasus dengan gejala demam dan ruam maculopapular ke Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR),"jelasnya.
Kementerian Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan Dinkes Sumenep, Dinkes Jatim, OPD terkait dan mitra setempat untuk penanganan bersama.
Koordinasi tersebut akan mengirimkan tim utk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE).
Lalu, mendampingi dinas kesehatan (Dinkes) melakukan survei cepat untuk menentukan target sasaran ORI.
Imbauan masyarakat
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk memantau kondisi penderita campak dan segera ke fasyankes (dokter, puskesmas, klinik, RS) terdekat jika didapatkan ruam campak sehingga meminimalkan komplikasi yang fatal.
Masyarakat juga dianjurkan melengkapi imunisasi bagi yang belum lengkap status imunisasinya atau tidak pernah imunisasi sama sekali.
Bagi anak yang sakit campak di rumah diharapkan melakukan isolasi (tidak masuk sekolah/tidak ikut kegiatan ramai) untuk mencegah penularan.
Selain itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan: rajin cuci tangan dengan sabun, gunakan masker untuk cegah penularan, dan pastikan ventilasi rumah baik.
Mencukupi kebutuhan gizi dan cairan anak, berikan makanan bergizi seimbang dan cukup minum agar untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Masyarakat diimbau jangan mudah percaya hoaks tentang imunisasi dan obat alternatif, selalu rujuk ke informasi resmi dari Kemenkes, Dinkes, atau tenaga kesehatan/medis.
(dec)
