Untuk diketahui, HET beras medium di zona 1 dipatok Rp12.500/kg, zona 2 senilai Rp13.100/kg, dan zona 3 adalah Rp13.500/kg.
Sementara itu, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) atau beras Bulog naik tipis sebesar 0,72% dari HET nasional Rp12.500/kg menjadi Rp12.590/kg di tingkat konsumen.
Harga rata-rata beras SPHP di semua wilayah kompak di bawah HET. Secara terperinci, beras SPHP di zona 1 adalah Rp12.303/kg, zona 2 senilai Rp12.841/kg, dan zona 3 senilai Rp13.500/kg.
Kenaikan harga bahan pangan pokok di semua wilayah ini juga terjadi di tengah isu beras oplosan yang menyeruak usai Kementerian Pertanian menemukan 212 merek beras medium dan premium tidak sesuai standar mutu dan takaran. Beras-beras itu dijual di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.
Satgas Pangan Polri Brigjen menyatakan kerugian yang disebabkan praktik beras yang tidak sesuai mutu standar pada klaim kemasan atau oplosan ini mencapai Rp99,35 triliun per tahun.
Dengan perincian beras premium sebesar Rp34,21 triliun dan beras medium sebesar Rp65,14 triliun.
Demi meredam harga beras di pasar, Perum Bulog mulai mendistribusikan beras SPHP di Tanah Air. Akan tetapi, penyaluran beras SPHP hingga kini masih lambat yakni sekitar 16 ribu ton atau 1,27% dari total target 1,3 juta ton hingga Desember 2025, menurut data Bulog per Senin (11/8/2025).
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengakui salah satu hambatan lambatnya penyaluran atau distribusi beras SPHP yakni terkendala penggunaan aplikasi Klik SPHP.
Rizal mengungkapkan sejumlah pedagang atau pengecer kesulitan menggunakan aplikasi tersebut karena tidak terbiasa memakai smartphone.
Harga Bahan Pangan Lain Bervariasi
Selain beras, harga rata-rata bawang merah di tingkat konsumen dibanderol Rp45.892/kg atau naik 10,58% di atas HAP Rp36.500–Rp41.500/kg, sedangkan rata-rata bawang putih bonggol seharga Rp35.556/kg secara nasional, atau masih berada di rentang HAP nasional Rp38.000–Rp40.000/kg.
Beranjak ke pangan lainnya, harga rata-rata cabai rawit merah di tingkat konsumen dibanderol Rp46.091/kg, atau turun 19,14% dari harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp40.000–Rp57.000/kg.
Harga rata-rata cabai merah keriting berada di dalam rentang HAP Rp37.000–Rp55.000/kg, atau harganya mencapai Rp39.576/kg, sedangkan harga rata-rata cabai merah besar secara nasional dibanderol Rp41.273/kg di tingkat konsumen.
Berikutnya, untuk komoditas pangan yang bersumber dari protein hewani, seperti daging ayam ras dibanderol Rp34.936/kg secara rata-rata nasional alias masih di bawah HAP nasional Rp40.000/kg.
Harga rata-rata telur ayam ras dijual Rp28.826/kg di tingkat konsumen, atau hampir mendekati batas HAP nasional di level Rp30.000/kg.
Selanjutnya, harga rata-rata ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan bandeng masing-masing dibanderol Rp42.467/kg, Rp34.655/kg, dan Rp33.323/kg secara nasional.
Panel Harga juga menunjukkan harga rata-rata daging sapi murni mencapai Rp134.0667/kg atau berada di bawah HAP nasional Rp140.000/kg sedangkan harga rata-rata daging kerbau segar lokal dan daging kerbau beku impor masing-masing dibanderol Rp135.000/kg dan Rp103.333/kg.
Komoditas pangan lainnya, yakni harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing dijual Rp20.032/liter dan Rp16.893/liter secara nasional.
Kemudian, harga rata-rata nasional Minyakita masih tetap berada di atas HET yakni Rp17.144/liter atau naik 9,01% dari HET sebesar Rp15.700/liter.
Harga rata-rata kedelai biji kering impor di tingkat konsumen dibanderol Rp10.492/kg dan harga rata-rata jagung pakan tingkat peternak adalah Rp5.570/kg.
Lalu, harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing adalah Rp12.498/kg dan Rp9.410/kg. Serta, harga rata-rata gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp18.000/kg dan Rp10.897/kg.
(ell)
































