Raksasa migas Amerika Serikat (AS) tersebut menemukan lebih dari 11 miliar barel minyak mentah di Guyana setelah mengebor sumur eksplorasi pertama pada 2015, ketika banyak pesaingnya menolak prospek tersebut.

“Kami akan mendatangkan kemampuan teknologi terdepan Exxon Mobil langsung dari Guyana,” kata John Ardill, wakil presiden eksplorasi Exxon.

Tujuannya adalah menjadikan Trinidad dan Tobago sebagai “ibu kota energi” Karibia sekali lagi, ujar Persad-Bissessar.

Pemerintahnya akan mempercepat eksplorasi “bertanggung jawab” atas lahan darat dan laut yang belum dieksplorasi, terus meningkatkan proses pemberian izin lahan, dan melakukan tinjauan komprehensif terhadap rezim perpajakan minyak dan gas untuk memastikan negaranya tetap menjadi provinsi hidrokarbon yang kompetitif secara internasional.

Untuk mengurangi risiko, Trinidad dan Tobago menggabungkan tujuh blok menjadi satu selama negosiasi dengan Exxon.

“Konsolidasi blok-blok tersebut menghilangkan risiko dalam eksplorasi dan pengembangan blok tersebut,” kata Kamar Energi Trinidad dan Tobago.

(bbn)