Produsen EV ini telah menandatangani perjanjian pembiayaan awal dengan bank-bank besar untuk operasi di India, tambah Chau, seraya menyebut pengumuman resmi akan dilakukan segera. VinFast juga sedang “berdiskusi” dengan perusahaan ekuitas swasta untuk dukungan pendanaan tambahan.
Vinfast juga dikabarkan mencari pinjaman hingga US$200 juta dari bank-bank milik negara setempat, menurut laporan Bloomberg pada Mei.
VinFast juga menjajaki peluang usaha patungan dengan perusahaan India, kata Chau.
Pada April, pendiri sekaligus CEO VinFast yang juga miliarder, Pham Nhat Vuong, mengatakan perusahaan tidak berencana meningkatkan penjualan di Amerika Utara dan Eropa karena biaya logistik yang tinggi, dan akan fokus ke India, Indonesia, Filipina, serta Vietnam. VinFast memperkirakan akan membuka pabrik di Indonesia pada bulan Oktober mendatang.
Pada 2024, VinFast mengirimkan 97.399 kendaraan listrik secara global dan menargetkan penjualan dua kali lipat menjadi 200.000 unit di Vietnam tahun ini.
VinFast membuka showroom pertamanya di Surat, India, pada akhir Juli dan berencana mendirikan 35 diler di sedikitnya 27 kota di seluruh negeri sebelum akhir tahun.
Pabrik India ini menjadi pabrik kendaraan ketiga VinFast, setelah dua pabrik sebelumnya di Vietnam.
(bbn)





























