“Pemanfaatan sampah plastik untuk membangun sekolah adalah langkah luar biasa yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan menjadi prioritas kami. TK ini sangat berarti bagi masa depan pendidikan anak-anak di wilayah kami,” terang Umbu Lili.
Sementara itu, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto, menekankan bahwa pembangunan sekolah ini merupakan hasil kolaborasi multipihak untuk menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Setiap anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak, termasuk anak-anak di Sumba Timur. Pembangunan TK Kalu Manandang menjadi simbol kolaborasi dan inovasi dalam pengelolaan limbah plastik yang bermanfaat langsung bagi dunia pendidikan dan lingkungan,” katanya.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, F Eko Sulistyono, menjelaskan bahwa sejak didirikan pada tahun 2008, TK Negeri Kalu Manandang belum pernah memiliki gedung sendiri dan harus berpindah-pindah lokasi.
“Tepat di Hari Anak Nasional, kami mempersembahkan gedung baru TK Negeri Kalu Manandang sebagai hadiah untuk masa depan Sumba. Kami berharap dari sekolah ini lahir generasi emas yang cerdas dan peduli lingkungan. PLN UIW NTT berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan pendidikan di daerah ini,” tandas Eko.
Gedung sekolah baru ini dilengkapi dengan dua ruang kelas permanen, toilet dan fasilitas sanitasi, serta berbagai sarana belajar seperti laptop, printer, buku bacaan, alat tulis, alat peraga edukatif, hingga permainan anak-anak. Selain itu, PLN juga memberikan bantuan berupa seragam sekolah untuk seluruh murid.
Pembangunan ini merupakan sekolah pertama yang dibangun PLN menggunakan material ecoblock, menjadikannya sebagai proyek percontohan infrastruktur pendidikan berbasis inovasi ramah lingkungan yang aman dan berdampak positif bagi masyarakat.
(tim)






























