Logo Bloomberg Technoz

Lebih lanjut, ungkap Hadi, nafta juga dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan baku industri petrokimia untuk memproduksi plastik, nilon, serat sintetis, dan berbagai jenis polimer lainnya.

“Dengan lokasi terintegrasi, saving a lot dari sisi transport cost dan logistic support-nya. Contoh Kilang Ambani Bersaudara di India, memecahkan mitos menjadikan kilang terintegrasi yang profitable,” tegas Hadi.

Hadi mengatakan kilang modular merupakan kilang yang didesain per modul serta disesuaikan dengan volume dan kapasitas tertentu. Kilang jenis ini dapat dibongkar dan dipindahkan sewaktu-waktu.

Sementara itu, kilang konvensional, merupakan kilang yang dibangun permanen untuk mengolah minyak mentah (crude) menjadi produk olahan kilang dengan volume kapasitas tertentu.

Dia meyakini kilang modular dapat dibangun di Tanah Air, dengan catatan minyak mentah yang diolah harus memiliki spesifikasi sesuai dengan fasilitas yang dibangun.

Dengan begitu, kata Hadi, jika minyak mentah yang diolah di 17 kilang modular tersebut berasal dari AS, maka pemerintah harus menyesuaikan fasilitas kilang tersebut dengan karakteristik minyak mentah AS.

“Membangun kilang itu tidak mudah, butuh studi yang komprehensif dari semua aspek, baik technical, komersial dan kepastian pasokan crude itu sendiri,” ungkap dia.

Sebelumnya dalam kesempatan terpisah, Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara mengatakan tengah mengevaluasi segala potensi investasi, termasuk kilang modular dengan AS, tetapi lebih memprioritaskan proyek-proyek di dalam negeri terlebih dahulu.

“Kita bilangnya 80% fokus di Indonesia, 20% di luar Indonesia. Kita lihat semua, tidak hanya di AS, tetapi di negara lain. [Hal] yang penting, bagaimana kami investasi itu ada transfer teknologi dan penciptaan lapangan kerjanya,” kata Rosan ditemui di kompleks Istana Negara, Selasa (22/7/2025).

Tidak hanya itu, pertimbangan lain yang dikaji Danantara adalah prospek pengembalian atau return dari investasinya harus sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan Danantara, yaitu “di atas biaya modal.”

Adapun, sumber Reuters sebelumnya melaporkan Danantara berniat meneken kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) senilai US$8 miliar (sekitar Rp130,52 triliun asumsi kurs saat ini) dengan perusahaan AS, KBR Inc. (sebelumnya Kellogg Brown & Root), untuk membangun 17 kilang modular.

Informasi tersebut didapatkan dari presentasi resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dalam kaitannya dengan kesepakatan dagang usai penurunan tarif bea masuk dari 32% menjadi 19% yang diberikan terhadap komoditas ekspor RI ke AS pekan lalu.

(azr/wdh)

No more pages