Logo Bloomberg Technoz

Fed Rate Diprediksi Naik Juli, Rupiah Malah Menguat 1% Lebih

Ruisa Khoiriyah
05 June 2023 10:00

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah mengawali Juni dengan perkasa. Pada pembukaan perdagangan Senin (5/6/2023), pairing USD/IDR turun 104 bps yang artinya rupiah menguat lebih dari 1%.

Di pasar spot, nilai tukar rupiah langsung melompat menguat ke Rp14.895/US$ pada pukul 09:00 WIB. Setelah itu rupiah terus terapresiasi sampai menyentuh level terkuat hari ini di posisi Rp14.888/US$.

Rupiah mendapatkan energi dari pasar global di mana pasca rilis data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS), para pemodal global ramai-ramai memindahkan portofolio obligasi dari pasar negara maju ke pasar emerging market termasuk Indonesia.

"Data pasar tenaga kerja AS Mei lalu mengindikasikan hawkish pause pada Juni dan kemungkinan kenaikan bunga acuan Fed Fund Rate pada Juli nanti," kata Lionel Prayadi dalam catatan paginya, Senin (5/6/2023).

Migrasi dana pemodal global di pasar obligasi terlihat dari penurunan indeks S&P pasar obligasi negara maju yang turun 0,3%. Bersamaan dengan itu, indeks Emerging Market Bond Index (EMBI) tercatat naik 0,4% pada akhir pekan lalu. Di sisi lain, imbal hasil surat utang Amerika US Treasury dan surat utang Jerman, masing-masing naik 9 dan 6 bps mengindikasikan ada tekanan jual.