Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan untuk pergi ke Amerika Serikat (AS) usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio de Janeiro, Brasil.
Lawatan ke AS dilakukan seiring rencana penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dengan mitra dagangnya di AS pada 7 Juli 2025. MoU tersebut berkaitan dengan rencana Indonesia untuk membeli produk dari AS dan melakukan investasi di Negeri Paman Sam senilai US$34 miliar (atau setara Rp550,29 triliun asumsi kurs saat ini).
“[Penandatanganan MoU] masih terjadwal [hari ini]. Saat ini posisi [Pak Airlangga] di Brasil mendampingi Presiden [Prabowo Subianto]. Masih terjadwal ke AS,” ujar Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto kepada Bloomberg Technoz, Senin (7/7/2025).
Kebijakan tarif perdagangan AS memang belakangan makin ramai diperbincangkan, seiring dengan berakhirnya batas waktu 9 Juli untuk melakukan negosiasi dengan Negeri Paman Sam. Namun, dalam perkembangannya, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan tarif per negara yang ditetapkan Trump akan mulai berlaku efektif pada 1 Agustus 2025.
Indonesia menjadi salah satu negara yang masih belum mendapatkan kesepakatan dengan AS soal tarif perdagangan. Hal ini membuat posisi Indonesia berada di belakang negara tetangga Vietnam yang sudah lebih dahulu mendapatkan kesepakatan tarif perdagangan dengan AS.
Beberapa waktu lalu, Airlangga mengatakan Indonesia berencana untuk membeli produk dari Amerika Serikat (AS) dan melakukan investasi di Negeri Paman Sam senilai US$34 miliar (atau setara Rp550,29 triliun asumsi kurs saat ini).
Airlangga mengatakan langkah ini merupakan tawaran Indonesia yang berkaitan dengan negosiasi tarif dengan AS. Namun, di saat yang sama, Airlangga juga tidak bisa memastikan apakah kesepakatan perdagangan negosiasi tarif bakal tercapai pada tanggal tersebut.
Dalam hal ini, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo, tawaran pembelian itu dilakukan sebagai upaya Indonesia untuk mengurangi surplus perdagangan dengan Amerika Serikat yang mencapai US$19 miliar.
"Kita menawarkan pembelian kepada mereka itu jumlahnya yaitu US$34 miliar. Jadi itu tujuan dari rapat koordinasi yang dilaksanakan hari ini antara pemangku kepentingan Kementerian maupun dengan pelaku usaha," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (3/7/2025).
"Pembelian barang agrikultur dan juga terkait dengan rencana investasi termasuk di dalamnya oleh Badan Usaha Milik Negara dan Badan Pengelola Investasi [BPI] Danantara."
(lav)