Logo Bloomberg Technoz

Namun apakah loncatan harga saham GOTO tersebut wajar? Apalagi loncatan harga terjadi pada masa pre-closing dan bukan perdagangan saham biasa.

Pembentukan harga pre-closing menggunakan sistem harga terbaik dan hanya ada satu harga. Dalam pre-closing, semua offer yang berada dibawah harga pre-closing akan terjual pada harga pre-closing. Namun bila offer di atas harga pre-closing maka tidak akan match alias reject.

Sejak 2021 lalu, Bursa Efek Indonesia telah menambahkan pengaturan baru dalam sistem pre-opening dan pre-closing, yakni adanya penambahan fitur Indicative Equilibrium Price (IEP), Indicative Equilibrium Volume (IEV), dan random closing. Aturan ini bertujuan untuk mendorong pembentukan harga penutupan yang lebih wajar, mencegah pergerakan harga yang tajam saat penutupan dan meredam terjadinya manipulasi harga penutupan.

Alhasil aturan baru tersebut akan meningkatkan tranparansi pembentukan harga penutupan dan meningkatkan terjadinya transaksi di sesi pre-closing. Penerapan fitur tersebut juga sudah diterapkan di beberapa bursa saham global. Dengan demikian, sangat sulit melakukan manipulasi harga penutupan apalagi untuk emiten dengan likuiditas besar seperti anggota LQ45.

Namun, mengapa tiba-tiba terjadi loncatan harga saham GOTO?

Saham GOTO masuk ke dalam MSCI Global Standard Index yang diumumkan pada 10 Mei 2023 lalu. GOTO  resmi masuk kedalam indeks MSCI pada 1 Juni 2023, sehingga perdagangan terakhir sebelum GOTO masuk ke MSCI adalah 31 Mei 2023. Apakah hal ini berkaitan dengan loncatan saham GOTO?

Analis Bloomberg Intelligence Nathan Naidu dalam risetnya terkait GOTO menyatakan investor akan mengakumulasi saham GOTO karena masuk ke MSCI. Menurutnya, setiap bobot 0,1% akan masuk dana sekitar US$100 juta ke saham GOTO.

"Rebalancing dana yang diperdagangkan di bursa [ETF] seperti iShares Core MSCI Emerging Markets ETF [IEMG US] dan iShares MSCI Emerging Market ETF [EEM US] dapat menghasilkan US$100 juta arus masuk untuk setiap bobot 0,1%. Hal ini dihitung dengan dana aktif pasar berkembang,” papar laporan Bloomberg Intelligence.

MSCI Global Standard Index merupakan indeks utama dunia yang dijadikan acuan dalam membentuk portofolio investasi, seperti ETF, reksa dana, dan lain-lain. Hal ini berdampak saham yang masuk ke MSCI Index akan diakumulasi oleh manajer investasi sebagai investasi pasif. 

Riset CGS-CIMB mengukur bahwa inklusi GOTO ke indeks MSCI dapat menarik dana asing hingga US$455 juta atau setara dengan Rp6,78 triliun (kurs US$1 = Rp14.900).

Permintaan yang tinggi tentu akan berdampak terhadap kenaikan harga saham. Para analis pun telah memprediksi akan terjadi akumulasi saham GOTO akibat inklusi MSCI Index jauh-jauh hari sebelumnya.

(dba)

No more pages