Sementara itu, Direktur Utama PHE Chalid Said Salim dalam pidatonya menyampaikan rasa bangga atas capaian signifikan yang diraih perusahaan dalam satu tahun terakhir.
“Pencapaian setahun terakhir sangat luar biasa sekali. Dari kegiatan eksplorasi yang membentang dari Barat sampai Indonesia Bagian Timur, berhasil menemukan sumberdaya yang besar. Seluruh penemuan baru ini bisa berkontribusi terhadap penambahan produksi migas nasional,” ungkap Chalid.
Ia juga mengungkapkan bahwa keberhasilan eksplorasi dan produksi turut berdampak positif pada kinerja keuangan PHE. PHE berhasil membukukan profit sebesar USD3 miliar atau setara Rp 48–50 triliun.
"Ini menjadikan PHE kontributor utama buat Pertamina,” tambahnya.
Dalam mendukung keberlanjutan energi dan swasembada energi nasional, Chalid menekankan pentingnya strategi pertumbuhan ganda (dual growth strategy) yang meliputi Maximizing Legacy Business dan Building Low Carbon Business.
“Untuk low carbon, harapannya di 2029 sudah menjadi sebuah bisnis baru PHE,” jelas Chalid.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap tata kelola yang baik dan keberlanjutan, PHE terus menjalankan operasi migas berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan menerapkan Zero Tolerance on Bribery. Salah satu upayanya adalah penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dengan standar ISO 37001:2016.
PHE berkomitmen untuk terus tumbuh sebagai perusahaan migas kelas dunia yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan menjunjung tinggi prinsip tata kelola yang baik.
(tim)
































