Logo Bloomberg Technoz

Perry mengatakan, upaya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik tidak hanya dengan kebijakan BI rate. BI juga terus menambah likuiditas di sistem perekonomian.

"Operasi moneter terus menambah likuiditas. Secara keseluruhan moneter ekspansif dengan ukuran likuiditas. Meski BI rate tetap bukan berarti arah penurunan SRBI tetap. Tentu kami sesuaikan dengan kondisi-kondisi kita ingin mendorong kredit, dorong pertumbuhan dan ekspansi likuiditas,"  jelas BI.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan, kinerja rupiah membaik pada kuartal dua ini di tengah kondisi global yang masih berisiko akan tetapi yield aset instrumen keuangan RI masih menarik.

Itu mendorong arus masuk modal asing pada Juni di mana modal global memborong SBN senilai Rp11 triliun pada bulan ini. Sementara di saham, arus keluar modal asing mulai berkurang sekitar Rp3 triliun dan outflows di SRBI sebesar Rp5 triliun.

"Jadi ini memang cukup menambah suplai valas di pasar dan tecermin dari transaksi harian di pasar valas peningkatannya di mana pada April rata-rata harian di bawah US$ 6 miliar, tapi bulan Juni kemarin 16 Juni sudah di atas itu, yaitu US$ 6,22 miliar," kata Destry.

Itulah yang mendukung penguatan rupiah selama Mei dan Juni, sehingga selama kuartal ini rupiah menguat 1,72% quarter-to-date, sejalan dengan pergerakan rupiah di peers group

(rui)

TAG

No more pages

Artikel Terkait