Bursa Asia Bersiap Melemah, Tertekan Konflik Iran dan Israel
News
18 June 2025 06:20

Rob Verdonck - Bloomberg News
Bloomberg, Harga minyak melonjak dan bursa saham Asia diprediksi melemah mengikuti penurunan tajam di Wall Street, seiring kekhawatiran meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang dikhawatirkan bisa memicu keterlibatan langsung Amerika Serikat (AS) dalam konflik.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik hingga 1,1% pada perdagangan awal, setelah sehari sebelumnya ditutup di level tertinggi dalam hampir lima bulan. Kontrak indeks saham AS melemah tipis, sementara kontrak untuk pasar saham di Sydney, Tokyo, dan Hong Kong menunjukkan tren penurunan, mengikuti pelemahan indeks S&P 500 sebesar 0,8%. Data ekonomi AS yang lemah turut mendorong pasar obligasi, menjelang keputusan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).
Dolar AS menguat paling tajam dalam sebulan terakhir. Di luar faktor geopolitik, kenaikan imbal hasil obligasi AS terjadi seiring laporan suram mengenai penjualan ritel, sektor perumahan, dan output industri. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya sekali lagi pada 2025—kecuali harga energi memburuk dan menghambat tren disinflasi.
Donald Trump disebut telah menggelar rapat darurat dengan tim keamanan nasional untuk membahas eskalasi konflik di Timur Tengah. Hal ini memicu spekulasi baru bahwa AS sedang bersiap untuk terlibat dalam serangan Israel terhadap Iran.
