Data resmi dari China tidak menunjukkan adanya pengiriman dari Iran, dan minyak mentah tersebut sering kali diberi merek baru sebagai minyak yang berasal dari Malaysia, setelah dilakukan pemindahan kapal ke kapal untuk menyamarkan asal minyak tersebut di perairan lepas pantai negara Asia Tenggara tersebut.
Sanksi AS yang makin ketat membebani rantai pasokan, dan menyebabkan kekhawatiran atas stabilitas aliran, kata Emma Li, analis pasar senior untuk Vortexa.
Ada juga permintaan yang lebih lemah, "sebagian besar karena pemeliharaan kilang musiman yang tertunda, yang sekarang diperkirakan akan diperpanjang hingga Juli," katanya.
Kilang independen China, yang dikenal sebagai teapots, adalah pembeli minyak mentah Iran terbesar, yang tertarik pada barel yang didiskon karena membantu menahan margin yang biasanya sangat tipis. Namun, mereka memproses minyak mentah dengan kecepatan mendekati rekor terendah.
Mereka juga menimbun lebih banyak minyak mentah di awal tahun, membantu mengurangi kebutuhan untuk membeli pada bulan Mei, menurut Vortexa.
Harga minyak mentah pesaing yang lebih rendah, termasuk minyak mentah Rusia seperti Sokol dan Novy Port, juga mengungguli minyak mentah Iran, kata Li.
(bbn)


































